Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Teknologi Video Tayangan Ulang Dimulai Paling Lambat 2017-2018

By Beri Bagja - Minggu, 6 Maret 2016 | 22:27 WIB
Presiden FIFA, Gianni Infantino, ketika menghadiri konferensi pers FIFA dan IFAB di St. David's Hotel, Cardiff, Wales, 4 Maret 2016. (GEOFF CADICK/AFP)

Presiden baru FIFA, Gianni Infantino (45), langsung membuat gebrakan dalam periode awal kepemimpinannya. Pria Swiss keturunan Italia itu giat mewujudkan rencana penerapan teknologi video tayangan ulang dalam pertandingan sepak bola.

Sabtu (5/3/2016), Infantino tiba di Cardiff, Wales, guna menghadiri pertemuan dengan IFAB (International Football Association Board) atau lembaga standardisasi peraturan sepak bola.

Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan penerapan teknologi video replay paling lambat pada musim kompetisi 2017-2018.

Teknologi itu membantu wasit mengevaluasi keputusan yang berpotensi kontroversial, seperti menentukan terciptanya gol atau tidak, memberikan penalti, kartu merah, dan kasus kesalahan identitas.

Mengacu pada aplikasi di pertandingan american football, wasit punya waktu 60 detik untuk mengevaluasi rekaman setelah kejadian lewat video yang tayang di stadion sebelum mengambil keputusan final.

"Kami mengambil keputusan yang sangat bersejarah untuk dunia sepak bola. Sangat penting menjaga tradisi dalam sepak bola, tetapi kita tak bisa menutup mata terhadap masa depan dan kemajuan teknologi," ucap Infantino, seperti dikutip dari situs FIFA.

Proyek teknologi video yang disetujui FIFA dan IFAB adalah langkah revolusioner mengingat hal itu pernah ditentang presiden sebelumnya, Sepp Blatter, beserta rekan-rekannya.

"Pemain, pelatih, dan wasit kerap melakukan kesalahan. Hal itu semua merupakan bagian dari pertandingan. Bukti video hanya berguna untuk pemberian sanksi. Elemen manusia harus dipertahankan," kata Sekretaris Jenderal FIFA pada 2005, Urs Linsi.

Karena sifatnya masih uji coba selama dua musim ke depan, Infantino juga tak mau gegabah dengan terlalu mengintervensi proses penerapan melalui hadirnya teknologi tersebut.

"Karena keputusan ini sangat krusial, kami harus mengujinya hingga dapat memutuskan apakah teknologi tersebut pilihan tepat atau bukan untuk sepak bola," kata sang presiden, yang terbang ke Cardiff menggunakan pesawat komersial.