Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Teknologi Video Tayangan Ulang Dimulai Paling Lambat 2017-2018

By Beri Bagja - Minggu, 6 Maret 2016 | 22:27 WIB
Presiden FIFA, Gianni Infantino, ketika menghadiri konferensi pers FIFA dan IFAB di St. David's Hotel, Cardiff, Wales, 4 Maret 2016. (GEOFF CADICK/AFP)

Sistem tayang ulang melalui video sudah diterapkan di kompetisi NFL (National Football League) atau liga american football sejak 1986. Seiring pentingnya teknologi ini, peraturan penggunaannya terus diperbarui.

Metode insant replay menjadi fasilitas vital mengingat olahraga tersebut melibatkan level akurasi dan kontak fisik dengan frekuensi tinggi. Dengan bantuan teknologi, wasit juga bisa mengevaluasi kasus cedera yang menimpa pemain.

Lebih lanjut, olahraga rugbi menggunakan perpaduan lebih modern antara video replay dengan hawk-eye, atau serupa teknologi garis gawang, pada Piala Dunia Rugbi 2015.

Sementara satu kamera dipasang untuk memantau jalannya laga secara keseluruhan, unit kamera lain yang terhubung melalui berbagai video perekam menyoroti pemain kunci secara detail.

Mesin video perekam ini akan menayangkan ulang aksi pemain dari berbagai sudut pandang dalam gerakan lambat.

Sebanyak 13 negara dilaporkan tertarik menggelar uji coba skema tersebut. Namun, Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Martin Glenn, mengakui proses tersebut masih akan menghadapi banyak tantangan.

"Kendalanya ialah soal berapa banyak kamera yang dibutuhkan dalam sebuah partai. Satu laga babak-babak awal Piala FA di kandang klub nonliga tak akan memakai sampai 30 kamera. Berapa minimal yang dibutuhkan? Sebut saja 36. Lalu, siapa yang akan membayarnya?" ucap Glenn.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P