Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bukan hanya Beckenbauer yang berpendapat demikian. Juergen Kohler, mantan pemain nasional Jerman menganggap Goetze kehilangan kegembiraan bermain sepak bola di Bayern. "Mungkin tekanan di Bayern memengaruhinya," tulis Kohler dalam kolomnya di majalah Kicker, Maret 2015 silam.
Selain kesulitan menemukan sentuhan magisnya di lapangan, Goetze juga kerap terhadang cedera. Musim ini, misalnya, Goetze harus menepi sejak Oktober 2015 karena cedera harmstring.
Ketika mulai pulih, ia harus menerima keputusan Guardiola yang lebih memercayai pemain seperti Thomas Mueller, Arjen Robben, Douglas Costa, hingga Kingsley Coman.
Alhasil, dalam tiga pertandingan terakhir, Goetze hanya menjadi penonton.
"Goetze masih punya waktu tiga bulan untuk bisa kembali. Kami butuh semua pemain kembali fit," kata Guardiola menjawab pertanyaan tentang Goetze.
Meski demikian, situasi yang dialami Goetze tak pelak menimbulkan bisik-bisik tentang kelangsungan kariernya bersama Bayern Muenchen. Mulai timbul selentingan, ia akan angkat kaki dari Allianz Arena.
Bahkan, Goetze sendiri yang memberi isyarat tersebut. "Saya terbuka akan segala kemungkinan. Semua tergantung rencana yang dibuat klub, dan pelatih," kata Goetze.
Dengan Pep Guardiola akan hengkang ke Manchester City, dan akan diganti Carlo Ancelotti, bukan tidak mungkin Goetze akan kembali "hidup".
Meski demikian, kunci utama kelangsungan kariernya bersama Bayern tetap ada di tangan Goetze sendiri. Sama seperti Glass, yang harus memperjuangkan nasibnya di tengah badai salju di alam liar Louisiana.
Sebelum musim 2015-2016 berakhir, Goetze harus mengerahkan kemampuan terbaiknya dan membuktikan, Bayern tidak salah mengeluarkan uang jutaan euro demi menebus bakatnya.
Hugh Glass menjalani perjalanan jauh dan sulit untuk pulang dengan selamat. Dengan tekad yang sama dengan Glass, Goetze bisa bertahan dari kesulitan bersama Bayern, dan mulai menyelamatkan kariernya.