Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kemenangan 4-1 atas Manchester City, 21 November 2015, bisa disebut sebagai hasil terbaik Liverpool bersama Juergen Klopp. Ini juga menjadi modal menjelang duel kedua tim pada final Piala Liga Inggris di Stadion Wembley, Minggu (28/2/2016).
Laga tersebut merupakan anomali dari perjalanan City. Mereka tak pernah menderita kemasukan empat gol pada laga kandang musim 2015-2016.
Manuel Pellegrini benar-benar bingung saat ditanyakan soal penyebab penampilan buruk anak-anak asuhnya. Bahkan, dia melontarkan frase "pertandingan palsu" setelah peluit panjang.
Kebingungan Pellegrini sebenarnya bisa ditilik melalui statistik, yang menunjukkan konsep gegenpressing ala Juergen Klopp benar-benar diterapkan dengan sempurna pada laga tersebut.
Tiga pelari
Etos kerja menjadi pembeda Liverpool dan City ketika itu. Menurut Sky Sports, daya jelajah para pemain The Reds mencapai 118,15 kilometer. Bandingkan dengan para pemain The Citizens yang cuma mencakup 110,97 kilometer.
Seperti yang terlihat dari laga Liverpool biasanya, James Milner menjadi pemain yang bekerja paling keras dengan daya jelajah 12,83 kilometer.
Catatan tersebut turut terdongkrak oleh lari jarak pendek. Liverpool tercatat melakukan 622 sprint atau unggul 78 dari City. Dari jumlah tersebut, 87 di antaranya dilakukan oleh Adam Lallana dan 62 oleh Philippe Coutinho.
Semangat juang mereka dipuji oleh mantan wakil kapten Liverpool, Jamie Carragher. Bahkan, Carragher membandingkannya dengan Red Arrow, angkatan udara Inggris untuk kepentingan akrobatik.
"Mereka terlihat seperti Red Arrows dan berlari sepanjang waktu. Mereka bisa mencetak dua atau tiga gol lain dengan taktik seperti ini," ucap Carragher ketika menganalisis laga di Etihad.
Baca Juga:
Sayangnya, Juergen Klopp tidak bisa menurunkan Lallana untuk pertandingan di Wembley nanti. Dia menderita cedera betis dan diperkirakan harus menjalani pemulihan selama dua pekan.
Akan tetapi, Klopp masih memiliki pemain lain yang unggul dalam mobilitas, yaitu Daniel Sturridge. Sturridge, Coutinho, dan Milner hanya pernah satu kali diturunkan bersama musim ini.
Hasilnya? Liverpool menang 6-0 atas Aston Villa pada partai Premier League di Stadion Villa Park, 14 Februari 2016.
Memaksa kesalahan
Bukan tanpa alasan Klopp menempatkan pemain dengan etos kerja tinggi di lini serang. Ini merupakan salah satu interpretasi dari konsep gegenpressing.
Saat kehilangan bola, para pemain diminta mengerumuni lawan untuk merebutnya kembali. Setelah kembali mendapatkan bola, mereka selalu mencari kesempatan melancarkan serangan balik.
Jadi, bukan mustahil, pemain lawan melakukan kesalahan di daerah sendiri. Hal itu terlihat dari dua gol pertama Liverpool di Etihad.
Gol pertama diawali oleh Bacary Sagna yang kehilangan bola di daerah sendiri, sedangkan gol kedua tidak lepas dari keragu-raguan Eliaquim Mangala dan Martin Demichelis.
[video]https://video.kompas.com/e/4625786887001_ackom_pballball[/video]
Akibat tekanan yang diberikan Liverpool, para pemain City juga terlihat tidak tenang dalam membangun serangan. Ada 124 operan tidak akurat yang dilepaskan City ketika itu.
Catatan ini merupakan rapor merah. Pada musim 2015-2016, rata-rata operan tidak tepat sasaran yang dilakukan City hanya mencapai 80.
Alhasil, City kesulitan menciptakan peluang meski menguasai 58 persen permainan. Mereka cuma melakukan tiga tendangan ke arah gawang. Bandingkan dengan catatan sembilan tembakan tepat sasaran yang dilepaskan Liverpool.
Beda komposisi
Bukan perkara mudah bagi Liverpool mengulangi kemenangan tersebut. Sebab, Manuel Pellegrini kemungkinan akan merombak lini belakangnya.
Pada laga di Etihad, skema empat bek dihiasi oleh nama Aleksandar Kolarov, Eliaquim Mangala, Martin Demichelis, dan Bacary Sagna. Adapun Joe Hart berdiri di bawah mistar.
Kini, Pellegrini memiliki Nicolas Otamendi, Vincent Kompany, dan Gael Clichy. Ketiganya diturunkan saat City menang 3-1 di markas Dynamo Kyiv, 24 Februari 2016. Sementara itu, Hart bisa diganti oleh Willy Caballero, yang merupakan spesialis Piala Liga.
Perlu dicatat pula, Kompany telah terbukti membuat pertahanan City lebih kokoh. Dalam sepuluh partai domestik ketika Kompany diturunkan, The Citizens mencatat tujuh clean sheet.
Tak heran, menjelang duel di Wembley, Klopp mengatakan, "Laga tersebut sudah lama. Ini jelas berbeda, tetapi kami akan melakukan hal yang sama."
[video]https://video.kompas.com/e/4773317242001_ackom_pballball[/video]