Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pekan ke-25 Serie bukan hanya menggelar duel “final” antara Juventus dan Napoli. Juga ada “play-off” untuk peringkat tiga atau penghuni posisi terakhir zona Liga Champion. Pelakunya adalah Fiorentina dan Inter, Minggu (14/2) di Artemio Franchi.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Seperti Juventus dan Napoli di posisi pertama-kedua, Fiorentina serta Inter hanya dipisahkan jarak yang tipis. La Viola di peringkat tiga cuma unggul satu poin atas I Nerazzurri, yang menempati tangga keempat.
Seperti duel Juventus- Napoli, laga Fiorentina-Inter juga bisa mengubah susunan klasemen atau malah memantapkan konstelasi yang sekarang eksis.
Jika menang, Fiorentina akan unggul empat poin atas Inter. Tim Hitam-Biru bisa terlempar ke peringkat lima apabila Roma menang atas Carpi.
Tapi, La Beneamata dapat menyalip Si Ungu dan ganti menempati posisi ketiga apabila mampu menang dalam “play-off” ini.
“Ini partai yang menentukan,” kata bek Si Ular Raksasa, Alex Telles, kepada Inter Channel. “Kami tertinggal satu poin, jadi akan pergi ke Florence dengan hanya berpikir untuk menang.
Penting bagi tim membalikkan kondisi yang terjadi pada kami dalam beberapa pekan terakhir.”
[video]https://video.kompas.com/e/4742510499001_ackom_pballball[/video]
Siapa yang akan menang? Fiorentina punya peluang untuk menjadikan “play-off” ini berwarna ungu. La Viola sudah pernah mengalahkan Inter dengan skor telak 4-1 pada pertemuan pertama, 27 September 2015.
Laga tersebut digelar di Giuseppe Meazza. Kini saat ganti menjadi tuan rumah, teorinya Fiorentina juga bisa mengatasi Inter.
Apalagi, I Gigliati adalah jago kandang.
Mereka tim terbaik kedua setelah Napoli untuk tingkat kemampuan meraih poin di rumah sendiri. Dari total 46 poin yang dikoleksi tim asuhan Paulo Sousa musim ini, sebanyak 28 atau sekitar 61 persen di antaranya diperoleh di Artemio Franchi.
Fiorentina juga tampak dalam kondisi yang lebih baik daripada Inter. Setelah sempat tampil buruk selepas libur Natal-Tahun Baru, La Viola kini mulai konsisten lagi mendapatkan angka.
Mereka tidak pernah kalah dalam empat partai terakhir.
Sebaliknya, Inter kelihatan menurun selepas libur Natal-Tahun Baru. Dalam tujuh pertandingan liga, Gary Medel dkk. hanya meraih 9 poin dari kemungkinan maksimal 21. Posisi mereka pun melorot. Pada tutup tahun 2015, Inter masih menjadi capolista. Sekarang mereka berada di posisi keempat.
Bahaya Udara
Salah satu penyebab kemunduran Inter adalah melemahnya pertahanan, yang sempat menjadi senjata andalan pada paruh pertama kompetisi.
Dalam tujuh partai sejak Januari, I Nerazzurri hanya dua kali mendapatkan hasil clean sheet. Pada lima partai lainnya, mereka kebobolan sembilan gol.
Belakangan semakin mengkhawatirkan. Inter kian mudah menderita gol lewat sundulan lawan yang diawali situasi bola mati. Padahal, Fiorentina merupakan salah satu jagoan mencetak gol lewat situasi bola mati.
Tim besutan Paulo Sousa mencetak enam gol dengan cara itu.
Mereka punya sejumlah pemain yang berbahaya dalam duel udara, seperti Nikola Kalinic (tinggi badan 187 cm), Josip Ilicic (190), dan Gonzalo Rodriguez (182).
Fiorentina kehilangan Mati Fernandez, yang harus menjalani skorsing. Tapi, Sousa bisa menurunkan gelandang baru, Panagiotis Kone. “Saya dapat bermain Minggu besok.
Sudah berlatih dengan normal, tapi harus segera menemukan ritme bersama tim,” kata Kone, pemain timnas Yunani yang direkrut dari Udinese, dalam presentasi resmi, Rabu (10/2).
Di lain pihak, Inter tidak bisa menurunkan Felipe Melo, yang juga masih menjalani skorsing. La Beneamata berharap Mauro Icardi bisa tampil.
Sang striker mengalami gangguan pada perutnya sehingga tidak dapat mengikuti latihan pada Rabu kemarin.
Pelatih Inter, Roberto Mancini, kelihatannya belum kapok menggonta-ganti formasi awal. Setelah memakai 4-3-3 saat menang 1-0 atas Chievo (3/2) dan seri 3-3 melawan Verona (7/2), dia menggeber 4-4-2 dalam sesi latihan sepanjang tengah pekan kemarin.