Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Juventus siaga. Salah satu modal utama La Vecchia Signora untuk menyalip Napoli pada malam Hari Kasih Sayang, Sabtu (13/2/2016), tidak bisa memperkuat tim.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Dipaksakan tampil padahal belum fit 100 persen, Giorgio Chiellini mengalami cedera pada otot betisnya lagi dalam laga melawan Frosinone akhir pekan kemarin.
Dia bahkan dikabarkan juga terancam absen melawan Bayern Muenchen di Liga Champion.
Kondisi ini jelas tidak bagus bagi Juventus, yang akan melakoni “final” Serie A 2015-2016 melawan Napoli. Partai ini dianggap bisa menentukan siapa juara liga.
Jika menang, Juve akan menyalip Napoli untuk menjadi capolista dengan keunggulan satu poin. Sebaliknya apabila kalah, I Bianconeri tertinggal lima angka.
Dengan laju yang diperlihatkan kedua tim saat ini, perubahan di klasemen seperti itu boleh jadi bakal menentukan. Juventus sebaiknya memetik kemenangan.
Peluang terbaik Si Nyonya Tua adalah kualitas pertahanan yang mungkin bisa menghentikan Gonzalo Higuain.
Nama terakhir ialah senjata andalan Napoli di sektor ofensif. Saat ini dia seperti tak bisa berhenti mencetak gol.
[video]https://video.kompas.com/e/4744541461001_ackom_pballball[/video]
Juventus adalah pemilik pertahanan terbaik, sementara Napoli merupakan pemilik lini serang tertajam. Duel kedua tim seperti paradoks perisai dan tembok.
Paradoks itu diformulasikan seperti ini: “Apa yang akan terjadi saat sebuah kekuatan yang tak terhentikan bertemu sebuah objek yang tak bisa dipindahkan?”
Tidak ada jawaban yang benar. Karenanya tidak sedikit yang menganggap hasil paradoks ini bakal imbang. Kedua belah pihak sama-sama hancur atau sama-sama utuh.
Dalam kondisi seperti itu, detail kecil seperti main di kandang sendiri dan pengalaman menghadapi situasi penuh tekanan bisa menguntungkan posisi Si Nyonya Tua.
Solusi Meragukan
Akan tetapi, tanpa Chiellini, paradoks perisai dan tombak berada dalam ancaman. Ada sedikit retak dalam perisai Juventus jika bek berusia 31 tahun itu tidak bermain.
Musim ini Juventus memang sudah membuktikan diri masih bisa menang tanpa Chiellini. Tapi, pengoleksi 82 cap untuk timnas Italia itu tetap bek nomor satu Bianconeri.
Statistik defensif Juventus menunjukkan hal tersebut. Allegri langsung menyiapkan solusi tanpa Chiellini selepas laga melawan Frosinone akhir pekan kemarin.
“Kami punya Andrea Barzagli, Daniele Rugani, atau bahkan Stephan Lichtsteiner yang bisa menjadi bek tengah,” katanya di Mediaset Premium. Semuanya meragukan.
Barzagli sudah 34 tahun, mungkin sulit mengimbangi kecepatan barisan depan Napoli. Rugani jarang bermain, barangkali bakal demam panggung di pertandingan seberat ini.
Lichtsteiner? Apapun argumen Allegri, pemain yang satu ini lebih nyaman di pos bek kanan.
La Stampa menyatakan solusi lain Allegri adalah mengubah formasi tim jadi memakai empat pemain belakang. Akan tetapi, hal ini pun mengundang pertanyaan.
Juventus sudah lama tak menggunakan sistem empat bek. Terakhir kali pada 21 November lalu. Streak 14 kemenangan mereka dapatkan mayoritas dengan 3-5-2.
Pada pertemuan pertama melawan Napoli, 26 September 2015, Juventus memakai empat bek. Namun, sistem 4-3-1-2 ketika itu dibikin takluk 1-2 oleh pola 4-3-3 Gli Azzurri.
Kesimpulannya, sebuah tantangan berat dijelang Juventus menatap “final” Sabtu ini. Tapi, bukankah jalan tim juara memang selalu dipenuhi tantangan seperti ini dengan tim juara itu berhasil melewatinya dengan baik?