Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Musim ini, sang pelatih memakai skema 3-5-2, 4-3-1-2, 4-4-2, atau 4-3-3 di Juventus. Allegri piawai menyesuaikan racikan timnya sesuai kondisi.
3. Transfer Cermat, Tidak Ngotot
Bos besar Chelsea, Roman Abramovich, barangkali bisa lebih rileks kalau Allegri yang dipilih.
Pria kelahiran Livorno itu bukan tipe manajer tim yang ngotot menuntut petinggi klub mendatangkan pemain pilihannya. Dibantu staf juru transfer Juve, Allegri sangat cermat menentukan target.
Ia tidak mengamuk saat klub gagal memboyong pemain impiannya, seperti Isco atau Mario Goetze musim panas lalu. Allegri sabar dengan materi yang tersedia, lalu tetap meraciknya menjadi skuat tangguh.
Dia juga tidak mencak-mencak pada klub atau mengancam pergi saat Juve melepas sosok pilar seperti Arturo Vidal, Carlos Tevez, dan Andrea Pirlo.
4. Maksimalkan Pemain Muda
Oleh pendahulunya, Antonio Conte, Allegri diwarisi skuat penuh potensi berkat keberadaan pemuda seperti Paul Pogba (22).
Di tangan Allegri, Pogba terus diasah. Musim ini, sang arsitek juga meroketkan Paulo Dybala (22) dan memberi kesempatan kepada Stefano Sturaro (22), Daniele Rugani (21), serta Simone Zaza (24) untuk berkembang.
Bukan kebetulan pula jika Stephan El Shaarawy dan Mario Balotelli melakoni musim terbaiknya di Milan saat dipoles Allegri. Upayanya dalam memaksimalkan pemain muda ini akan disukai Chelsea.
[video]https://video.kompas.com/e/4743594085001_ackom_pballball[/video]