Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bursa transfer Januari menjadi momentum bagi klub-klub Eropa untuk menambah kekuatan skuat mereka pada paruh musim kedua.
Bahkan, sebagian dari klub tersebut tak segan menggelontorkan dana yang besar untuk menggaet pemain incaran mereka. Akan tetapi, ternyata tak semuanya berjalan sesuai harapan.
Pemain baru yang awalnya diharapkan dapat membantu serta menambah kekuatan tim, justru tampil mengecewakan. Entah siapa yang harus disalahkan dalam persoalan ini.
Kejadian seperti ini bukanlah hal yang asing dalam sepak bola. Klub raksasa seperti Real Madrid, Manchester United, hingga Chelsea pernah mengalaminya.
Berikut adalah 5 Pembelian Terburuk pada Bursa Transfer Musim Dingin
1. Antonio Cassano (5 juta euro; AS Roma ke Real Madrid, Januari 2006)
Saat masih merumput di AS Roma, Cassano merupakan salah satu pemain menjanjikan. Penampilan apiknya membuat sejumlah klub besar Eropa.
Benar saja, pada bursa transfer musim dingin 2006, klub terkaya dunia, Real Madrid, memboyong Cassano dari AS Roma dengan banderol transfer sebesar 5 juta euro (sekitar Rp 73,9 miliar).
Cassano juga tercatat sebagai pemain Italia kedua yang pernah bermain di Real Madrid setelah Christian Panucci (1996-1999). Cassano pun dinilai bakal memiliki karier yang gemilang seperti Panucci.
Namun, anggapan tersebut ternyata salah. Baru empat bulan di Santiago Bernabeu, Cassano harus menghadapi masalah dengan berat badannya.
Pola makan yang buruk membuat Cassano kelebihan berat badan. Alhasil, Madrid pun memutuskan untuk menjatuhinya denda agar sang pemain bisa lebih disiplin.
Persoalan Cassano tak sampai di situ saja. Pada 30 Oktober 2006, Madrid sempat menjatuhinya sanksi lantaran terlibat pertikaian dengan pelatih saat itu, Fabio Capello.
Cassano pun akhirnya angkat kaki dari Real Madrid pada 13 Agustus 2007. Dia dipinjamkan Real Madrid ke Sampdoria.
2. Klaas-Jan Huntelaar (20 juta euro; Ajax Amsterdam ke Real Madrid, Januari 2009)
Tak heran, Real Madrid pun langsung membuat kesepakatan dengan Ajax untuk memboyongnya pada Januari 2009. Kala itu, biaya transfernya mencapai 20 juta euro (Rp 296 miliar).
Namun, kenyataan tak sesuai dengan harapan. Kiprah Huntelaar bersama Real Madrid ternyata bertolak belakang dengan kariernya saat di Ajax.
Huntelaar juga tak bisa dimainkan oleh Real Madrid di Liga Champions lantaran sudah terdaftar sebagai pemain Ajax di ajang Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada musim panas 2008.
Uang 20 juta euro yang digelontorkan Madrid pun seakan percuma karena Huntelaar hanya mencetak delapan gol dari 20 pertandingan.
Pada Agustus 2009, Los Blancos pun memutuskan untuk melegonya ke AC Milan dengan biaya transfer sebesar 17,75 juta euro.
3. Juan Cuadrado (23,3 juta pounds; Fiorentina ke Chelsea, Februari 2015)
Pemain asal Kolombia itu diboyong Chelsea dari Fiorentina dengan biaya 23,3 juta poundsterling (Rp 454 miliar), plus peminjaman Mohamed Salah ke Fiorentina. Sayangnya kiprah Cuadrado bersama The Blues tidak sebanding dengan harganya.
Saat berseragam Chelsea, Cuadrado hanya bermain sebanyak 15 pertandingan di seluruh kompetisi, tanpa sekalipun mencetak gol.
Alhasil, pada bursa transfer musim panas 2015, Chelsea melepas Cuadrado ke Juventus dengan status pinjaman selama satu musim.
4. Andy Carroll (35 juta pounds; Newcastle United ke Liverpool, Januari 2011)
Carroll diboyong setelah Liverpool menjual Fernando Torres ke Chelsea pada bursa transfer yang sama, dengan biaya 50 juta poundsterling.
Biaya transfer Carroll kala itu menjadikannya sebagai pemain Inggris termahal. Namun, Carroll baru bisa melakoni debutnya di Liverpool pada Maret 2011 karena mengalami cedera.
Carroll pun tak bertahan terlalu lama di Liverpool. Dia sana, dia hanya tampil sebanyak 58 pertandingan dengan menorehkan 11 gol.
Akhirnya pada Agustus 2012, Carroll dipinjamkan ke West Ham United dan dipermanenkan pada Juli 2013.
5. Fernando Torres (50 juta pounds; Liverpool ke Chelsea, Januari 2011)
Akan tetapi, performanya sebagai striker di Chelsea dinilai tumpul. Torres baru mencetak gol Premier League pertamanya di Chelsea pada 23 April 2011.
Tiga musim berseragam Chelsea, Torres sempat mempersembahkan satu Piala FA, satu gelar Liga Champions, dan satu Liga Europa.
Namun, kariernya di Chelsea tetap tidak bisa dianggap memuaskan. Produktivitasnya bersama The Blues dinilai tidak sebaik saat bersama Liverpool.