Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Derbi Milano edisi ke-216 bakal mentas pada Minggu (31/1) di San Siro. Hasil pertemuan Milan dan Inter ini bisa memengaruhi konstelasi persaingan di zona Liga Champion.
Penulis: Anggun Pratama
Perlahan, Milan terus melangkah ke papan atas klasemen. Walau masih jauh dari Napoli di puncak klasemen karena sudah berjarak 14 poin, Milan masih bisa menargetkan posisi akhir di zona Liga Champion.
Jarak poin Milan saat ini dari Fiorentina dan Inter di peringkat tiga-empat hanya delapan biji. Kedua tim itu mengoleksi poin yang sama, 41.
Selisih angka tersebut jelas masih sangat mungkin dikejar karena musim masih menyisakan 17 pertandingan buat masing-masing tim.
"Target kami adalah mentas di kompetisi antarklub Eropa. Mungkin kami belum menunjukkan diri layak berada di Liga Champion hingga belakangan ini. Namun, berada di posisi tersebut bukan misi tak mungkin," ucap bek Ignazio Abate kepada La Gazzetta dello Sport.
Kemenangan bagi Milan bisa memangkas jarak dari sang sepupu sekota. Apalagi bila Fiorentina, yang harus melawat ke Genoa, juga kalah.
Hanya, ada masalah menahun yang harus segera dibenahi oleh pelatih Sinisa Mihajlovic, yakni kerentanan Milan kebobolan dari situasi bola mati.
Opta mencatat hampir 50 persen alias 12 gol dari total kebobolan Rossoneri (25 gol) berasal dari set-piece.
Persentase itu merupakan yang tertinggi di Serie A. Sebanyak empat gol kemasukan di antaranya berupa tembakan bebas langsung. Lagi-lagi Milan menjadi tim yang paling banyak kebobolan dengan cara seperti itu.
Milan wajib waspada karena Inter merupakan salah satu tim yang jago memanfaatkan bola mati.
Situs Whoscored mencatat Inter sudah lima kali membobol lawan dari situasi tersebut. Angka itu tergolong tinggi mengingat Inter baru membuat 21 gol musim ini.
Percobaan Tembakan
Di sisi lain, Milan bisa memanfaatkan kelemahan Inter, yang tidak jago membatasi peluang lawan.
Saat melawan tim sekelas Carpi, I Nerazzurri menderita 12 tembakan. Salah satunya berbuah gol penyeimbang dari usaha Kevin Lasagna di ujung laga.
Padahal, saat itu Carpi sudah bermain dengan 10 orang. Di laga sebelumnya ketika melawan Atalanta, Inter menderita 17 tembakan!
Ancaman dari Milan bakal sangat nyata karena doyan melepas tembakan dan tak mengalami kesulitan buat menciptakan peluang.
Rata-rata Milan membuat 14 tembakan per laga. Rataan itu hanya kalah dari Napoli (17,7), Juventus (15,9), dan Fiorentina (15).
Problem Inter belakangan bertambah karena sering kebobolan di zona 15 menit terakhir laga seperti ketika kalah dari Lazio (1-2) dan Sassuolo (0-1) serta ditahan Carpi (1-1).
Keberadaan Carlos Bacca di kubu Milan bisa menjadi momok buat Inter melihat efektivitasnya di depan gawang.
Bacca membuat 10 gol hanya dengan rata-rata melepas 1,7 tembakan per laga dalam 21 pertandingan.
[video]https://video.kompas.com/e/4721016481001_ackom_pballball[/video]