Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Derby della Madonnina, Potensi Sepi Gol Lagi

By Minggu, 31 Januari 2016 | 19:18 WIB
Gelandang Inter, Esteban Cambiasso (kiri), bertarung dengan pemain tengah Milan, Kevin Prince Boateng, di laga lanjutan Serie A di stadion Giuseppe Meazza, Milan, 6 Mei 2012. (CLAUDIO VILLA/GETTY IMAGE)

Rodrigo Palacio sukses menjebol gawang Carpi setelah dirinya menyodok masuk bola tembakan Ivan Perisic yang memantul Emanuele Suagher. Sepotong kejadian pada pekan ke-21 Serie A 2015-2016 itu justru bisa menjelaskan alasan kenapa Inter mengalami masalah produktivitas.

Penulis: Sem Bagaskara

Arsitek Inter, Roberto Mancini, naik pitam usai timnya gagal mengamankan keunggulan 1-0 di laga versus Carpi. Gol Palacio urung menghadirkan tiga angka sebab Kevin Lasagna mampu menjebol gawang Inter pada pengujung duel.

“Kami mesti sadar bahwa 1-0 bukanlah hasil yang meyakinkan. Lawan selalu punya kesempatan membuat gol balasan. Karena itu, kami butuh daya juang untuk membunuh lawan,” kata Mancini seusai pertandingan tersebut.

Kemenangan 1-0 yang sudah sembilan kali didapatkan Inter di Serie A musim ini memunculkan dua impresi.

Il Biscione (Sang Ular Besar) adalah tim dengan pertahanan bagus, namun di lain sisi dirundung problem produktivitas.

Sampai pekan ke-21, Inter baru mengemas 26 gol. Catatan produktivitas itu adalah yang terburuk sejak 2000/01, di mana mereka cuma 25 kali menggetarkan jala gawang lawan dalam 21 pekan.

[video]https://video.kompas.com/e/4719584194001_ackom_pballball[/video]

Inter arahan Mancini bermasalah dengan perencanaan permainan. Kebanyakan gol Inter musim ini tidak lahir dari kerja sama antar-pemain yang rapi.

Ketika melawan Carpi, Perisic memilih melepas tembakan langsung ke arah gawang alih-alih menyodorkan operan ke arah Palacio, yang berdiri bebas.