Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sambil melakoninya, ia juga dibayangi beban cap lulus ujian saat kembali ke Anfield. Tentu bukan sebuah pekerjaan mudah bagi pemain 22 tahun itu.
“Talenta-talenta terbaik klub seharusnya berada dalam lingkungan klub asal. Mereka bisa bermain bareng di level U-21, terbentuk sebagai satu tim solid, dan selalu bisa dipantau karena berada di sekitar klub,” kata Klopp lagi.
Ada perbedaan mencolok antara sepak bola Jerman dan Inggris.
Di Jerman, klub memiliki tim U-23 yang bermain kompetitif secara reguler dalam cakupan liga regional di kasta ketiga sepak bola mereka. Karena itu, tak ada alasan untuk melepas talenta mereka ke luar.
Sebaliknya, Inggris hanya menggelar kempetisi untuk tim U-21 sebagai jembatan penghubung sebelum pemain dipromosikan ke tim utama.
Itu pun tak berjalan sesuai harapan karena klub hanya memakai ajang tersebut untuk menjaga fisik pemain senior yang sedang menjalani pemulihan atau sedang menurun performanya.
Maklum, klub mendapat kuota tiga pemain senior untuk tampil di Premier League U-21, yang menggantikan Premier Reserve League, empat tahun lalu. Jadi, arena tersebut tak ubahnya sebagai sesi latihan elite yang dibungkus liga U-21.
Gebrakan Baru
Perlahan masuk akal apabila sepak bola Inggris mulai tertinggal semakin jauh dari para pesaingnya macam Jerman, Spanyol, Portugal, dan Prancis, yang sejak lama menerapkan liga bagi tim U-17, U-19, dan menyiapkan tim U-23 untuk persiapan promosi ke tim utama.