Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kembalinya Sosok Ayah di Tepi Lapangan Real Madrid

By Sabtu, 16 Januari 2016 | 12:05 WIB
Zinedine Zidane saat mendampingi Real Madrid melawan Deportivo La Coruna di stadion Santiago Bernabeu, Madrid, 9 Januari 2016. (DENIS DOYLE/GETTY IMAGES)

Skuat Madrid berisi pemain-pemain kelas dunia yang memiliki pemahaman luas tentang pertandingan.

Pendekatan frontal ala Benitez tentu bukan pilihan ideal karena terkesan menggurui dan melebarkan batas kesenjangan pelatih dengan anak asuhnya.

Hal itulah yang tampak berubah sewaktu Zidane mendapatkan kepercayaan menggantikan Benitez di tepi lapangan.

Dia cenderung menahan diri untuk berteriak dan memilih memanggil salah satu pemain kemudian membisikinya dengan segala instruksi terkait situasi pertandingan.

Selain itu, Zidane kerap mengobarkan semangat bertanding kepada para pemain dalam bentuk tepukan tangan dan kata-kata yang menggugah.

Pendekatan itu barangkali diterapkan karena ia memahami atmosfer pertandingan berkat pengalaman semasa merumput dan mengemban ban kapten tim.

Rasa Ancelotti

Sekilas, pendekatan kepelatihan Zidane seakan menyerupai Carlo Ancelotti. Sebagian besar tindakan pertama pria yang akrab disapa Zizou itu di Madrid menegaskan bahwa ia ingin meniru metode-metode positif peninggalan sang mentor.

Tak mengherankan bila Zidane berhasil mengambil hati Isco Alarcon, yang sempat dikabarkan gerah dan ingin segera berlabuh ke klub lain.

Pelukan hangat dari gelandang berusia 23 tahun itu saat diganti di laga kontra Deportivo menjelaskan segalanya.