Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Roberto Mancini membangun Inter dari lini belakang. Usahanya memperbaiki lini belakang berujung ke timnya mendapat banyak kesulitan musim ini.
Ia memperbaiki kebocoran pertahanan yang menjadi masalah pelik La Beneamata beberapa musim terakhir.
Hasilnya sudah terlihat. Inter musim ini menjelma sebagai salah satu tim tangguh di kompetisi elite Eropa.
Selain berkat sokongan bek sentral anyar, seperti Jeison Murillo dan Joao Miranda, pertahanan tim banyak dibantu barisan gelandang tangguh.
Mereka bertugas menyaring serangan lawan sejak lini tengah sehingga alur bola dari musuh tidak terlalu deras saat memasuki sektor belakang.
Sampai pekan ke-17, Inter rata-rata menerima 12,1 tembakan per partai, paling minim ke-13 di liga.
Musim ini, Inter sudah enam kali mengakhiri laga dengan pemainnya diusir wasit.
Peran Felipe Melo, Gary Medel, Geoffrey Kondogbia, sampai Fredy Guarin terbukti vital menolong tim.
Namun, keberadaan sederet pemain berkarakter adu fisik itu bagai pisau bermata dua yang bisa juga merugikan tim akibat permainan keras mereka.
Musim ini, Inter sudah enam kali mengakhiri laga dengan pemainnya diusir wasit.
Melo menjadi pesakitan terbaru dalam duel kontra Lazio (20/12/2015). Gelandang asal Brasil itu sudah dua kali diusir dalam pertandingan.
[video]https://video.kompas.com/e/4669693100001_ackom_pballball[/video]
Sebelumnya, dia mendapatkan dua kartu kuning ketika tim bertandang ke Bologna (27/10/2015).
Jumlah enam pengusiran buat Nerazzurri itu hanya kalah banyak dari Atalanta (10 kali) dan Genoa (8). Bukan kebetulan pula jika empat kolektor kartu kuning terbanyak di Inter ialah para gelandang.
Memang La Beneamata tidak selalu kalah saat ada pemainnya yang diberi kartu merah. Kejadian itu muncul tatkala klub menghadapi Palermo (1-1), Bologna (1-0), dan Genoa (1-0).
Namun, patut diperhatikan pula bahwa tiga alias seluruh kekalahan Inter musim ini terjadi disertai hukuman pengusiran pemain mereka.
Skuat Mancini ditekuk Fiorentina 1-4 (kartu merah Miranda), Napoli 1-2 (Yuto Nagatomo), dan Lazio 1-2 (Melo).
Peristiwa itu jelas sangat disesalkan sang pelatih. Selain kekurangan pemain saat bertanding, kerugian akibat koleksi kartu juga berbentuk suspensi dalam partai selanjutnya.
"Kami tidak bisa terus-menerus mengakhiri pertandingan dengan 10 pemain. Tanpa kartu merah, tim berpeluang memenangi laga," kata Mancini ketika timnya dikalahkan Napoli pada akhir November.
Penulis: Beri Bagja