Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Peringatan Keras buat Para Penari AS Roma

By Minggu, 29 November 2015 | 17:00 WIB
Alessandro Florenzi, saat suksesmembawa AR Romamengalahkan Fiorentina di Stadio Artemio Franchi pada 25 Oktober 2015. (GABRIELE MALTINTI/GETTY IMAGES)

Sebuah tarian identik dengan unsur keindahan atau keanggunan. Aspek tersebut bisa terwakili pula oleh gerakan seorang balerina alias penari balet.

Kesan anggun pada seorang balerina justru punya konotasi berlawanan jika diterapkan dalam sepak bola. Media Italia menyebut istilah difesa ballerina untuk menggambarkan lini belakang sebuah tim yang rapuh.

Barangkali konteks itu digunakan buat menjelaskan situasi yang kontradiktif. Barisan pertahanan (difesa) seharusnya bertindak lugas atau garang terhadap lawan, bukan lunak atau gemulai layaknya penari balet.

Istilah "balerina" ditujukan pula buat lini belakang Roma. Pasalnya, walau tengah bersaing di jalur scudetto, pertahanan Tim Serigala sangat rentan ditembus.

Sampai pekan ke-13 musim ini, pasukan Rudi Garcia menderita 15 gol atau rata-rata kebobolan lebih dari sekali per partai. Pada laga terbaru di kandang Bologna akhir pekan lalu, Roma kemasukan dua kali (2-2).

[video]https://video.kompas.com/e/4625265897001_ackom_pballball[/video]

Tepikan sejenak kondisi lapangan becek hingga membuat laga "seperti pertandingan polo air menggunakan kaki," ucap Garcia.

Faktanya, kinerja pertahanan Roma sejauh ini tidak begitu spesial. Musim ini, mereka baru mencatat dua kali clean sheet, yakni dalam duel di Frosinone (2-0) dan derbi sekota melawan Lazio (2-0).

Sebuah peringatan keras pun sudah diapungkan media Italia bagi Kostas Manolas cs.

Sejak 2006-07 atau era pascacalciopoli, tiada tim yang mampu meraih scudetto setelah kebobolan 15 kali dalam 13 pertandingan awal.