Baterai Arsenal Akhirnya Rusak

Namun, ketika akhirnya Alexis mulai dimainkan, Wenger tidak punya alternatif pengganti. Alexis hanya tidak menjadi starter saat Arsenal kalah 0-2 dari West Ham di partai pertama Premier League (9/8/2015) dan dua laga Piala Liga melawan Tottenham (23/9/2015) serta Sheffi eld Wednesday (27/10/2015).

Sebelum melawan Norwich, Wenger sudah memperingatkan bahwa Alexis memperlihatkan tanda-tanda kelelahan. Namun, pada akhirnya dia tetap menjadikan pemain berusia 26 tahun itu starter dan bencana pun datang.

"Ketika muncul tanda bahaya, kami ingin membuat keputusan yang tepat pada saat yang tepat. Namun, selama pemain percaya diri, selama mereka mencetak gol, sulit untuk mengistirahatkannya," kata Wenger di Telegraph.

[video]https://video.kompas.com/e/4636951637001_ackom_pballball[/video]

"Kami tidak punya banyak pilihan di lini depan. Saya ingin mengistirahatkannya mengingat dia juga belum lama ini baru pulang dari partai antarnegara di Amerika Selatan. Namun, Alexis bilang bahwa dia tidak punya masalah."

Wenger mungkin ada benarnya. Dia tidak sepenuhnya menjadi penyebab cederanya Alexis. Eks bintang Udinese itu sudah membangun reputasi sering tidak menghiraukan kondisi fisiknya sendiri. Dia hanya ingin bermain.

Memori bisa kembali ke 3 Maret 2012 saat Alexis masih membela Barcelona. Ketika itu dia keluar pada menit ke-58 laga melawan Sporting Gijon, juga karena cedera hamstring.

Pelatih Pep Guardiola bukannya menghibur. Gestur tubuhnya memperlihatkan dia justru marah. Saat berpapasan dengan Alexis yang keluar lapangan, Guardiola malah memaki pemainnya itu.

"Demi Tuhan, Alexis! Sembilan puluh menit! Pakai otakmu!" Begitu isi makian Guardiola ketika itu menurut ahli pembaca gerakan bibir.

Tiga hari sebelum pertandingan menghadapi Gijon, Alexis bermain untuk timnas Cile selama 90 menit dalam uji coba yang tidak terlalu penting melawan Ghana.

Kini nasi sudah menjadi bubur. Kombinasi kesalahan Wenger dan kengototan Alexis untuk menjaga reputasinya sebagai Si Baterai Duracell berisiko membuat Arsenal menempuh jalan yang lebih terjal dalam persaingan memperebutkan gelar juara Premier League.

Penulis: Dwi Widijatmiko