Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Italia memastikan diri lolos ke putaran final Euro 2016 lewat kemenangan 3-1 di kandang Azerbaijan, Sabtu (10/10).
Berkat kemenangan tersebut, koleksi poin Italia bertambah menjadi 21 angka. Mengingat kualifikasi tinggal menyisakan satu partai, jumlah tersebut tak mungkin lagi dikejar tim peringkat ketiga, Kroasia (17 poin).
Jatah lolos langsung ke putaran final Piala Eropa tahun depan di Prancis menjadi milik dua tim teratas di klasemen.
“Tidak ada yang mudah buat mengamankan kelolosan ke Prancis. Saya bahagia melihat tim ini bekerja secara baik dan terus berkembang. Jadi, kami harus melanjutkan hal tersebut,” kata pelatih Italia, Antonio Conte, kepada Rai Sport.
“Tim ini menjadi semakin menyadari kualitas mereka yang sebenarnya,” ucap eks arsitek Juventus itu.
Conte wajar semringah karena kelolosan Gli Azzurri (Si Biru) disertai sederet hal positif.
Laga di kandang Azerbaijan merupakan kejadian pertama Italia mampu mencetak trigol sekaligus dalam satu partai di era kepelatihan Conte.
Periode tersebut dimulai ketika Conte resmi menggantikan posisi Cesare Prandelli usai Piala Dunia 2014.
Sebelum partai ini, Gli Azzurri paling banyak cuma mencetak dua gol dalam satu laga di berbagai ajang. Rataanya hanya 1,25 gol tiap pertandingan.
Berikut hal-hal positif lain yang dipetik skuat Italia lewat partai melawan Azerbaijan.
Ketajaman Italia di partai ini erat korelasinya dengan eksperimen taktik paten oleh Conte. Gli Azzurri di atas kertas menerapkan 4-4-2.
Namun, skema tersebut berubah menjadi sistem ultraofensif 4-2-4 ketika dalam mode menyerang.
Dua gelandang sayap, Antonio Candreva dan Stephan El Shaarawy, menjadi penyerang ekstra dari sisi lapangan guna menyokong duet bomber ketika tim melancarkan serangan.
Gol-gol Italia lahir melalui aksi Eder (menit ke-11), El Shaarawy (43’), dan Matteo Darmian (65’).
Azerbaijan sempat menyamakan skor menjadi 1-1 lewat Dimitrij Nazarov, yang memanfaatkan kelemahan koordinasi pertahanan Gli Azzurri (31’).
“Kami berlatih sepanjang pekan memainkan pola 4-2-4. Saat diterapkan pada laga, kami bermain sangat baik. Dengan skema itu, kami para penyerang banyak menerima bola,” ucap Eder.
Sebelum duel, Italia dihampiri kabar buruk akibat absennya Andrea Pirlo akibat cedera hamstring.
Tiada Pirlo, Marco Verratti pun jadi. Gelandang muda PSG itu dinilai sukses mengisi peran Pirlo secara baik sebagai penyeimbang di pusat lapangan.
Verratti dihujani pujian karena umpan lambung brilian ala Pirlo miliknya memicu kelahiran gol pertama Gli Azzurri.
Sebagai penyalur bola utama di pusat lapangan, akurasi operannya keren (91%). Verratti juga memukau dalam fase defensif.
Ia mencatat aksi tekel (6 kali) dan intersep terbanyak (5) di antara seluruh pemain sepanjang laga.
“Berita baiknya ialah munculnya Andrea Pirlo baru.” Begitu tulis La Gazzetta dello Sport, yang mencantumkan Verratti sebagai pemain terbaik pertandingan.
El Shaarawy berdiri tanpa kawalan berarti ketika menyambut umpan Antonio Candreva buat menghasilkan gol kedua Italia.
Gol itu seperti menandai kebangkitan El Sha karena menjadi torehan perdananya di timnas sejak November 2012 atau hampir tiga tahun silam!
“Gol ini sangat saya rindukan. Sungguh sebuah kelegaan bagi saya,” kata penyerang sayap AS Monaco tersebut.
Riccardo Montolivo masuk menggantikan Candreva pada menit ke- 88. Kesempatan berlaga di partai ini menjadi penampilan perdana Montolivo bagi timnas sejak Juni 2014.
“Kembali main setelah 17 bulan absen rasanya seperti melakoni debut. Saya berterima kasih kepada Conte,” kata kapten Milan itu.
Sementara itu, kata “debut” bagi Darmian berlaku buat golnya pada laga ini. Di babak II, sepakan keras memantul dari bek Manchester United itu menghasilkan gol perdana Darmian buat negaranya setelah mencicipi 16 penampilan.
Penulis:Beri Bagja