Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lulus dari YPAC, Made merasa masa depannya mulai cerah karena bisa diterima bekerja di sebuah hotel.
“Saya tak bisa kuliah karena tidak ada biaya. Ayah saya bertani dan ibu berjualan penganan untuk sembahyangan. Karena itu, saya merasa beruntung bisa bekerja di hotel di bagian HRD,” ujarnya.
Namun, suka-cita yang dirasakannya cuma sekejap. Pada 2002, peristiwa bom di Legian membuat Bali kehilangan para turis.
Bali, yang selama ini dipenuhi wisatawan asing, tiba-tiba berubah senyap.
Hotel tempat Made bekerja pun sepi penghuni sehingga ia kena PHK.
Kenal Angkat Berat
“Karyawan dengan masa kerja di bawah lima tahun terkena PHK. Saya terpukul karena kehilangan pekerjaan. Tapi, tak lama kemudian ada pelatih yang mengajak saya menekuni olah raga angkat berat. Dia melihat badan saya yang sudah terbentuk lewat fitnes sehingga cocok jadi atlet,” ucapnya.
Pilihan menjadi atlet mengantarkan Made meraih sukses. Mewakili Bali di Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional) 2004 di Palembang, ia meraih perunggu.
Keberhasilan tersebut memotivasi Made untuk menggeluti angkat berat. Hasilnya, Made merebut emas di Peparnas 2008 dan 2011.
Kehidupan Made mulai terang setelah diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bali. Kini, ia bekerja Dinas Pendidikan Provinsi.