Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Itu untuk mengganti uang transpor pemain dari daerahnya masing-masing ke Sidoarjo dan sebaliknya, makan dan extra fooding serta kebutuhan lain,” kata Catur.
Pihak lain, asisten manajer tim DI Yogyakarta, Edyanto, mengungkapkan telah mengeluarkan 200 juta.
“Pasalnya persiapan tim secara efektif selama 1,5 bulan,” jelasnya.
Jumlah kerugian yang lebih besar diungkapkan tim Banten yang melakukan persiapan selama enam bulan. Selama persiapan itu, Banten menghabiskan dana hampir 700 juta.
“Dana itu pun terbuang percuma karena kualifikasi dihentikan begitu saja,” jelas H. Babay Karnawi, manajer tim Banten.
Di Bali, pembatalan kualifikasi membuat tuan rumah rugi sekitar 50-70 juta. Sekretaris Umum Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI Bali, I Gede Subrata, kepada Harian BOLA, mengaku dana tersebut dipakai untuk akomodasi wasit dan perangkat pertandingan lainnya, konsumsi serta penyewaan sound system.
Pengeluaran operasional tim sepak bola Pra-PON Bali mencapai 100 juta.
“Saat ini kami hanya menunggu pencairan dana bantuan dari KONI Bali. Jika sudah keluar uang itu, maka kami gunakan untuk membayar hotel. Jika ada sisa kami berikan untuk pemain,” ujar Anom Pranata, Bendahara Tim sepak bola Pra-PON Bali.
Sementara tim tamu zona Bali, NTB dan NTT, masingmasing mengalami kerugian 250 juta dan 600 juta.
Di daerah lain, Fachrulrozi, manajer tim Pra-PON Aceh, mengharapkan Kemenpora sedikit mengalah dalam masalah Pra-PON ini.