Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pergantian penyerang di tengah pertandingan memang tidak tabu. Namun, keputusan itu lebih cenderung karena sang bomber utama tengah tidak dalam performa terbaik, bukan dengan alasan rotasi reguler seperti keinginan Wenger.
Tergantung Lawan
Perjudian Wenger dengan kebijakan rotasinya itu memang baru bisa dibuktikan pada akhir kompetisi. Hanya, untuk sementara, Walcott lebih diunggulkan sebagai bomber tunggal dibandingkan Giroud.
Dari empat kesempatan sebagai starter di Premier League musim ini, Walcott mampu mencetak dua gol.
Statistik lanjutan dari Squawka memperlihatkan pemain berumur 26 tahun itu mencetak 12 gol dari 13 partai Liga Inggris terakhir saat bermain sejak sepak mula. Sementara Giroud, kendati sudah mengemas tiga gol di kompetisi domestik 2015/16, hanya satu di antaranya yang diciptakan saat menjadi starter.
Statistik bukan satu-satunya pendukung Walcott. Kualitas yang dimiliki tiga andalan Wenger di lini kedua juga diyakini lebih cocok dengannya.
"Arsenal bisa mendominasi penguasaan bola di sepertiga wilayah lawan dengan pemain seperti Santi Cazorla, Mesut Oezil, dan Alexis Sanchez, yang bisa menjaga bola dengan sangat baik. Dari penguasaan bola itu, Theo bisa memanfaatkannya dengan kecepatan larinya," kata eks penyerang The Gunners, Alan Smith, di Sky Sports.
Wenger menyebut keputusan menurunkan Giroud atau Walcott tergantung pada lawan yang dihadapi. "Keduanya saling melengkapi dengan sangat baik. Giroud bisa melindungi bola dan membuat pemain lain terlibat. Itulah salah satu alasan dia bisa menciptakan banyak peluang dan membuat pemain lain suka bermain bersamanya," tutur The Professor.
Hanya, Wenger juga mengatakan bahwa Giroud tidak lagi otomatis selalu menjadi pemain inti. Penjelasan itulah yang sepertinya dipakai oleh Walcott untuk terus memberikan ancaman pada status reguler rekan sejawatnya di lini depan itu.
"Saya sudah menunggu kesempatan untuk bermain di depan. Jika bisa terus tampil bagus, saya akan tetap menjadi pilihan utama," ucapnya.
Penulis: Andrew Sihombing