Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Membelanjakan uang 51 juta euro untuk pemain yang tak bisa dimainkan selama setengah musim? Sebagian klub mungkin akan berpikir berulang kali untuk melakukannya, tetapi tidak jika klub itu adalah Barcelona.
Sampai saat ini, Barcelona masih menjalani sanksi tak boleh berbelanja pemain dari FIFA, yang penerapannya sebetulnya cuma larangan untuk mendaftarkan personel baru dalam dua jendela transfer La Liga.
Sebagai buktinya, Barca masih berani mengeluarkan uang belanja setara 770 miliar rupiah buat merekrut dua personel anyar: Arda Turan dari Atletico Madrid dan Aleix Vidal asal Sevilla.
Padahal, manajemen Blaugrana dan pelatih Luis Enrique paham risikonya. Arda dan Vidal tak bisa bermain sampai Januari akibat penerapan sanksi tersebut.
Kendati beda alasan, situasi itu mirip musim lalu ketika Blaugrana memutuskan mendatangkan Luis Suarez dari Liverpool. Suarez tidak boleh bermain hampir setengah musim juga karena sanksi FIFA akibat menggigit Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014.
Barangkali fakta bahwa Suarez masih mampu segera nyetel dan malah bisa menjadi personel kunci Blaugrana sepanjang paruh kedua musim lalu membuat Barca belajar dan tak ragu mendatangkan Arda serta Vidal.
Apalagi situasi transfer juga memaksa Barca bergerak cepat. Arda meminta pergi, yang berarti ia bisa dibeli siapa pun. Menunggu hingga Januari untuk merekrutnya berpotensi membuatnya berubah pikiran dan memilih klub lain.
Hanya, Arda bukan Suarez. Tak elok membandingkan dua individu dan potensi dampak yang bakal mereka berikan ketika Arda sudah bisa bermain. Masih harus dinanti juga bagaimana efek psikologis maupun fisik terhadap pemain top yang tak berlaga kompetitif selama setengah musim.
FOTOGALERÍA. El equipo completó la doble jornada con una sesión dividida en dos grupos https://t.co/F6zGE7ao05 pic.twitter.com/uv3CB5iX7c
— Atlético de Madrid (@Atleti) August 11, 2015
Transfer Arda dan Vidal adalah kisah yang menarik, tetapi bukan protagonis di bursa transfer musim panas La Liga kali ini.
Atletico Madrid kembali menjadi sorotan utama pada bursa transfer sejauh ini. Bagaimana tidak, Los Colchoneros sejauh ini berstatus raja transfer tak hanya di Spanyol, tapi juga di Eropa!
Atletico membelanjakan 126 juta euro sepanjang musim panas ini alias lebih boros dari Barcelona (51 juta euro), Real Madrid (54), hingga klub-klub kaya asal Inggris semodel Manchester City (84), Manchester United (98), atau Chelsea (24).
Atletico membelanjakan uang setara 1,9 triliun rupiah itu untuk membeli enam pemain sekaligus: Jackson Martinez (dari Porto; 35 juta euro), Stefan Savic (Fiorentina; 25), Luciano Vietto (VIllarreal; 20), Yannick Ferreira-Carrasco (Monaco; 20), Filipe Luis (Chelsea; 16), dan Bernard Mensah (Guimaraes; 10).
Bahkan dengan pengeluaran yang masif itu, sang arsitek Diego Simeone menolak mengonfirmasikan penutupan bursa transfer.
"Sampai 31 Agustus, bursa transfer masih dibuka. Sampai saat itu, saya tak bisa berkata apa-apa. Dalam sepak bola, Agustus bulan yang berbahaya. Namun, sampai saat ini skuat Atletico sudah 99 persen," ucap Simeone.
Dengan gelombang pembelian pemain tadi, perombakan besar pun terjadi. Atletico juga meraih pemasukan 87 juta euro dari penjualan banyak pemain bintang, seperti Arda, Mario Mandzukic, Toby Alderweireld, sampai Mario Suarez dan Miranda.
Atletico juga bukan satu-satunya tim yang boros. Dengan kucuran dana dari pemilik baru Peter Lim, Valencia membelanjakan 107 juta euro di lantai bursa.
Sebagian besar pengeluaran itu dipakai untuk membuat permanen status bintang-bintang pinjaman mereka pada musim terakhir, seperti Alvaro Negredo, Rodrigo, Andre Gomes, dan Joao Cancelo.
Dengan investasi sebesar itu, wajar kalau Los Che asuhan Nuno Espirito Santo juga dibebani hasil positif di tiga ajang yang mereka ikuti: La Liga, Liga Champion, dan Copa del Rey.