Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim Berlin dan Kekompakan Suporter St Pauli

By Firzie A. Idris - Selasa, 4 Agustus 2015 | 13:51 WIB
Lars Voedisch, terkejut saat mengetahui ada fans St Pauli di Indonesia. (Beri Bagja/BOLA)

Union Berlin hanya satu dari sederet klub asal ibu kota Jerman. Pamor tim-tim Berlin memang kalah mentereng dibanding wakil dari selatan, Bayern Muenchen, atau dari barat, Borussia Dortmund.

Laporan Beri Bagja dari Berlin, Jerman

Tim ibu kota paling top saat ini, Hertha Berlin, cuma kebagian dua titel juara liga. Prestasi itu pun muncul tatkala kompetisi masih memakai format lama pada 1930 dan 1931!

Hertha finis di posisi ke-15 di klasemen Bundesliga 2014/15. Bagaimana dengan Union Berlin? Klub berjulukan Si Merah-Putih itu menempati peringkat ketujuh di Bundesliga 2 atau kompetisi divisi II Liga Jerman. Mereka lebih banyak berkutat di kompetisi level bawah.

Prestasi terbaiknya cuma runner-up liga format lama pada 1923. Status peringkat kedua di DFB Pokal 2001 sempat menaikkan pamor Union, tapi tak ada lagi prestasi signifikan bagi mereka. Kendati begitu, fanatisme fan Union luar biasa. Lantaran lebih dekat ke kawasan pelabuhan atau pergudangan, mereka didukung kuat secara kultur oleh kaum pekerja, punk, dan hippies.

Tiga golongan itu memadati Stadion An der Alten Foersterei saban mentas di kandang. Rataan penonton kandang Union musim kemarin mencapai 19.142 dari kapasitas total 22.012 orang di Foersterei. Artinya, nilai itu menyentuh 86 persen dari daya tampung stadion!

Bandingkan dengan kondisi di negara tetangga sebelah selatan, Italia. Ambil contoh Milan, yang punya angka rataan penonton kandang sebanyak 37.786. Jumlah itu hanya mencakup kurang dari separuh kapasitas total Stadion San Siro (80.018)!

Pendukung Union juga terkenal karena kampanye program “Darah untuk Union” pada 2004. Suporter mengumpulkan dana buat mempertahankan lisensi klub kesayangan mereka demi tampil di Divisi IV Liga Jerman di tengah kondisi keuangan yang sulit.

Salah satu bagian program itu ialah mendonorkan darah ke rumah sakit di Berlin. Uang hasil dari bank darah kemudian disuntikkan buat finansial klub.

Kepada Lars Voedisch, Principal Consultant dan Managing Director Precious Communications, perusahaan yang bekerja sama dengan Bundesliga buat misi memperluas pemasaran di Asia Tenggara, Harian BOLA bercerita bahwa dalam segi jumlah pendukung, fan klub-klub Jerman di Indonesia terus bertambah.