Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penghentian kompetisi oleh Menpora Imam Nahrawi memang menjadi sesuatu yang tak mengenakkan bagi para pemain sepak bola maupun staf pelatih. Hal ini juga dirasakan I Made Pasek Wijaya (PW), asisten pelatih Arema Cronus.
Kepada Juara.net di kediamannya di Jalan Katrangan Denpasar, Selasa (7/7/2015) siang, pria 46 tahun yang malang melintang di timnas era tahun 90-an ini mengaku sangat sedih dengan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini.
Pasek Wijaya juga tidak tega melihat ada pemain ataupun pelatih yang selama hidupnya benar-benar hanya bergantung pada sepak bola. Berikut petikan obrolannya.
Apa kabar bli Pasek (sebutan bagi pria dewasa masyarakat Bali)?
Kabar sih baik-baik saja. Kalau yang tidak baik sih mikirin sepak bola kita ini. Kira-kira kapan ya pulih lagi seperti biasa, yang ada kompetisinya.
Apa yang Anda rasakan melihat kondisi ini?
Saya pribadi sangat sedih dan tidak tega kalau ada pemain yang sampai jual motor atau tak lagi mampu membayar kreditan gara-gara tidak lagi digaji klub.
Sebentar lagi akan ada turnamen Piala Indonesia Satu yang juga diikuti Arema. Bagaimana Anda melihatnya?
Ya kalau saya tunggu saja kabar dari manajemen. Cuma kira-kira bisa apa nggak ya turnamen itu digelar. Kalau ada izin resmi dari PSSI ya tidak masalah. Khawatirnya muncul lagi masalah baru.
Saat liburan seperti ini, apa yang Anda kerjakan? Hanya kumpul dengan keluarga atau ada kerjaan lain?
Kumpul dengan keluarga sudah pasti. Apalagi dengan dua anak saya ini, Andika (17 tahun) dan adiknya Nadine (5 tahun). Mereka berdua sangat membutuhkan perhatian saya kala libur seperti ini. Kerjaan lain memang tidak ada karena sandaran hidup saya dengan keluarga selama ini masih dari sepak bola.
Dengan kondisi sepak bola nasional yang tidak menentu seperti ini, apa yang Anda harapkan?
Pertama sudah pasti ingin sepak bola kita kembali normal dengan ada kompetisinya, supaya orang-orang yang selama ini bergantung pendapatannya dari sepak bola tidak sampai kelaparan dan pengangguran masal.
Kedua, saya ingin adanya jalan damai melalui duduk bersama antara pihak Menpora dan PSSI. Kalau masing-masing masih keras dan ego, maka yang rugi adalah pemain, pelatih, dan pembinaan. Apa ini tidak dipikirkan?
Bagaimana dengan Arema saat ini? Diliburkan atau dibubarkan?
Arema baik-baik saja. Kami hanya diliburkan sementara waktu sambil menunggu keputusan manajemen untuk kembali berkumpul. Ya paling-paling habis lebaran (Idul Fitri) tim sudah kembali latihan.