Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pertandingan final Piala FA menghadapi Arsenal ini bisa menjadi kesempatan terakhir bagi Benteke untuk semakin dicintai oleh para peminatnya yang tentu akan merubah perjalanan karier sepak bolanya di masa yang akan datang. The Gunners yang juga dikabarkan mengincar striker Belgia ini, sepertinya harus sangat waspada kali ini.
3. Akankah Jack Grealish mampu menunjukkan kelasnya di usia muda?
Bocah ajaib milik Aston Villa, Jack Grealish, mungkin tidak memiliki kemampuan seperti hebat seperti para pemain muda yang kini mencuat di Premier League seperti Harry Kane, Ross Barkley, John Stones, dan Raheem Sterling. Namun pemain berusia 19 tahun itu tidak berada di tempat yang jauh dengan para bintang muda lainnya.
Pada musim ini, Grealish berhasil mendapatkan debutnya di Premier League sejak diangkat dari tim junior. Pada 2014/15, pemain berkebangsaan Republik Irlandia itu mendapatkan 17 kesempatan tampil di mana tujuh di antaranya tampil sebagai pemain utama menghadapi tim sepeti Southampton, Manchester City, dan Tottenham Hotspur.
Pertandingan final ini akan menjadi kesempatan emas bagi Grealish untuk semakin mengasah kemampuan menghadapi para pemain berkelas Arsenal atau mungkin bisa menjadi batu loncatan bergabung dengan Meriam London yang gelar merekrut bintang muda dengan penampilan yang rapih dan berteknik,seperti yang sering ditunjukkanya.
4. Akankah pertandingan final ini akan berlangsung seperti di musim lalu?
Piala FA yang merupakan kompetisi sepak bola tertua di dunia memang selalu menghadirkan banyak kejutan di setiap ronde yang terus terjadi di setiap musim. Banyaktimkecil yang tidak diunggulkan secara mengejutkan mampu menumbangkan raksasa Premier League yang lengah.
Pada 2014/15, kejutan tersebut hadir seperti Bradford mengalahkan Chelsea, Middlesbrough menang di kandang Manchester City, dan Aston Villa yang sukses lolos ke partai puncak yang berhasil menggagalkan alur cerita perpisahan Steven Gerrard dengan Liverpool di Wembley Stadium.
Namun, pertemuan kedua tim yang memiliki level yang berbeda di partai puncak akan membuat pertandingan ini terancam 'diselesaikan' oleh tim yang lebih difavoritkan sebelum laga benar-benar berakhir. Hal ini juga menjadi sebuah ketakutan yang membuat akhir dari perjalanan kedua tim menjadi anti-klimaks.