Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Klub sebesar Madrid hanya mampu meraih satu gelar La Liga dalam tujuh musim terakhir. Pada kurun waktu itu, lima di antaranya diraih Barcelona dan satu lagi Atletico Madrid.
Ronaldo seakan-akan hanya memberi harapan palsu kepada semua Madridista, terutama bagi mereka yang menginginkan Real Madrid menjadi penguasa di Spanyol dengan kegemilangannya di sepanjang musim.
Meski secara total pemain asli binaan Sporting CP itu telah berhasil mempersembahkan empat gelar prestisius dan tiga gelar minor dalam enam musim.
Apakah Cristiano Ronaldo seorang pembawa sial?
Mungkin saja demikian. Meski telah berhasil meraih banyak penghargaan individu, seperti dua gelar pemain terbaik dunia dan tiga pencetak gol terbanyak La Liga atau El Pichichi, Ronaldo tidak mampu memberikan pengaruh signifikan dalam membantu tim meraih gelar demi gelar.
Kondisi ini membuat pakar sepak bola Spanyol yang kini aktif sebagai jurnalis di Sky Sports, Guillem Balague, teringat dengan kisah Michael Jordan dan pelatih Phil Jackson di Chicago Bulls yang akhirnya berhasil menjadi penguasa NBA setelah sebelumnya kesulitan meraih gelar, meski dengan statusnya sebagai pebasket terbaik di dunia saat itu.
"Hal ini mengingatkan saya kepada Phil Jackson dan Michael Jordan di NBA. Phil Jackson bergabung dengan Chicago Bulls sebagai pelatih. Pada saat yang sama Michael Jordan adalah pemain terbaik di dunia," kata Balague di Sky Sports.
"Saat itu Jordan adalah pemberi assist terbaik, rebounder terbaik, dan pencetak angka terbaik. Namun, dia tidak mampu memenangi kompetisi bersama Chicago Bulls."
"Jackson pernah mendatanginya dan berkata: 'Seorang pria tidak bisa menjadi segalanya. Anda harus memberi lebih sedikit, agar seluruh tim bisa memberi lebih banyak'."
"Jordan pun menerima saran itu dan setelahnya, Bulls berhasil memenangkan enam gelar NBA. Mungkin Ronaldo harus memberikan sedikit kemampuannya untuk tim."
Hal ini mengisyaratkan bahwa Real Madrid seharusnya tampil sebagai sebuah tim yang tidak hanya fokus kepada kemampuan Cristiano Ronaldo. Hal tersebut bisa membuat para pemain Los Merengues lainnya menjadi tertahan untuk bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya, karena tim selalu terfokus kepada kemampuan CR7.