Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Akhirnya, Thoronka menggelandang di jalanan London. Ia tak bisa bekerja karena visanya sudah kedaluwarsa. "Kadang saya tidur di bus, di taman, atau terkadang ada yang baik hati menawari saya tidur di rumahnya. Saya kerap kedinginan. Sierra Leone dingin, tapi musim dingin di London sangat mengerikan," ujarnya.
Untuk bertahan hidup, pemenang atlet pria terbaik di penghargaan the Sports Writes of Sierra Leone 2013 itu mengandalkan belas kasihan orang yang lewat dan memberinya recehan. "Ada hari di mana saya tak makan sama sekali. Saya mandi di toilet umum. Saya pernah ingin bunuh diri," tuturnya.
Saat diwawancarai the Guardian, Thoronka membongkar isi ransel kumalnya. Ada telepon, sikat gigi bekas, sepasang celana dalam dan celana panjang, dan sebungkus parasetamol yang dikonsumsinya kala tubuhnya merasa nyeri akibat kerasnya hidup di jalanan.
Thoronka merasa tak bisa kembali ke negara asal setelah apa yang terjadi pada keluarganya. Saat berusia lima tahun, Thoronka sudah kehilangan keluarga inti akibat perang yang berkecamuk di negaranya. Ia kemudian diadopsi keluarga baru yang sangat mengasihi serta menemukan bakatnya sebagai sprinter. Hingga Ebola merenggut seluruh keluarga barunya itu.
"Saya tak bisa kembali ke Sierra Leone untuk hidup sendirian di sana. Tak ada yang memikirkan soal atletik lagi. Namun, saya juga tak bisa bertahan di sini dengan kehidupan seperti ini. Saya tak tahu harus melakukan apa. Saya sangat takut dengan apa yang akan terjadi," ungkapnya sambil menangis.
Meski begitu, asa Thoronka belum padam seluruhnya. "Bila saya tidak mengikuti Commonwealth Games, saya mungkin sudah meninggal karena Ebola bersama seluruh keluarga saya. Saya percaya saya ditakdirkan untuk hidup sehingga saya bisa mengejar impian saya untuk jadi sprinter terbaik di dunia. Saya ingin jadi the next Usain Bolt," tuturnya.
Secuil harapan yang masih tersisa itu mendapat dukungan dari Presiden Asosiasi Atletik Sierra Leone, Abdul Karim Sesay.
"Kami senang mengetahui ia masih hidup. Jimmy sprinter yang brilian dan pria baik. Semuanya menyukainya. Kehidupan di Sierra Leone makin berat sejak wabah Ebola. Peluang Jimmy untuk jadi sprinter terbaik dunia jauh lebih baik bila ia berada di Inggris Raya dan mendapatkan seseorang yang bersedia jadi sponsornya agar ia bisa mulai berlatih lagi," imbuh Sesay.
Sumber Foto: the Guardian