Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kei Nishikori, dari Proyek 45 Jadi Elite 8

By Oka Akhsan M. - Rabu, 5 November 2014 | 15:31 WIB
Kei Nishikori, berambisi meraih titel grand slam. (Mustafa Yalcin/Anadolu Agency/Getty Images)

16 November mendatang.

Namun, hampir memenangi AS Terbuka saja masih belum cukup buat Nishikori. Petenis asal Jepang berusia 24 tahun itu ingin menjadi juara grand slam.

Apa yang akan dilakukan Nishikori untuk menggapai target ambisius tersebut? Berikut petikan wawancara Nishikori dengan Reuters seperti dilansir Japan Today.

Reuters: Saat memulai karier, Anda diberikan Proyek 45 untuk melewati pencapaian terbaik petenis Jepang sebelumnya, yaitu 45 besar dunia. Kini Anda malah masuk dalam deretan elite 8 dunia. Bagaimana rasanya?

Nishikori: Sangat luar biasa. Saya jadi punya motivasi untuk mencapai target tinggi lainnya.

R: Apa ekspektasi Anda di Final Tur Dunia ATP pertama Anda?

N: Saya sedikit gugup, tapi saya akan mencoba bermain sebaik mungkin. Saya rasa saya punya peluang memenangi beberapa pertandingan.

R: Apa pendapat Anda soal Proyek 45?

N: Butuh waktu bagi saya untuk meraihnya. Namun, kini saya bangga bisa menjadi salah satu petenis terbaik di Jepang.

R: Anda hampir memenang grand slam. Bagaimana perasaan Anda sekarang?

N: Saya masih kecewa karena gagal menampilkan penampilan terbaik di final. Saya hanya kurang pengalaman bermain di laga besar saja. Semoga saya bisa bisa masuk final grand slam lagi, bahkan menjadi juara.

R: Apa yang akan Anda lakukan untuk mencapainya?

N: Semuanya, terutama mencari pengalaman. Tubuh saya juga harus sedikit lebih kuat.

R: Mengapa Asia belum punya juara tunggal putra grand slam?

N: Saya juga tidak tahu. Padahal saat junior banyak petenis Asia yang bagus, tapi saat beranjak dewasa.. Saya juga tak mengerti.

R: Bisakah Anda mengakhiri penantian tersebut tahun depan?

N: Semoga saja. Mungkin bukan tahun depan, tapi beberapa tahun lagi.

R: Bagaimana cara Anda menjaga kepercayaan diri saat menghadapi rival yang berpostur lebih besar?

N: Tentu tidak mudah, tapi dibanding mereka, saya punya kelebihan dalam footwork dan kecepatan. Saya juga terus memperbaiki kelemahan saya. Tubuh kecil bukan penghalang untuk berprestasi, lihat saja David Ferrer.

R: Li Na kini sudah pensiun dan harapan Asia ada di pundak Anda. Apakah Anda merasa tertekan?

N: Saya baik-baik saja. Saya justru termotivasi untuk mengikuti jejaknya memenangi grand slam.

R: Apakah hidup Anda berubah setelah AS Terbuka?

N: Saya merasa seperti orang terkenal! Banyak orang di Jepang dan AS kini mengenali saya. Saya jadi sulit bersantai, tapi saya menikmatinya.

R: Apa yang bisa dilakukan Michael Chang (pelatih) untuk meningkatkan kemampuan Anda?

N: Secara mental, ia memberikan saya banyak tip. Ia juga mengganti beberapa teknik saya. Saya kini mencoba bermain lebih agresif.

R: Selain bertanding, apa yang akan Anda lakukan di London?

N: Saya suka berbelanja, tapi saya harus tetap fokus pada pertandingan.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P