Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Indonesia Hantam Malaysia

By Wisnu Nova Wistowo - Jumat, 29 November 2013 | 06:30 WIB
Skuat Indonesia di SEA Games 1987. (Dok.BOLA)

SEA Games seakan menjadi momok bagi sepak bola Indonesia. Sejak bergabung tahun 1977, Indonesia baru mampu meraih emas perdana cabang sepak bola di SEA Games 1987 Jakarta. Malaysia dibungkam pada partai puncak lewat perpanjangan waktu.

Setelah kegagalan menyakitkan di SEA Games 1985, PSSI menunjuk Bertje Matulapelwa sebagai pelatih timnas Indonesia. SEA Games XIV atau SEA Games ke-6 bagi Indonesia, menjadi ajang pembuktian pelatih asal Maluku.

Berbekal formasi 4-3-3, timnas SEA Games 1987 punya pemain berkelas di setiap lini. Di bawah mistar gawang berdiri gagah Ponirin Meka. Saat itu gelar kiper terbaik di Indonesia melekat padanya.

Anak Medan kelahiran Tanjung Morawa itu memiliki pelapis yang tak kalah hebat di timnas, I Gusti Putu Yasa. Putu yang mengawali karier di klub Linggers, Divisi II di Bali, dipercaya masuk skuat garuda.

Empat bek tangguh yang mengawal lini pertahanan timnas juga tak kalah trengginas. Muhammad Yunus, mengisi sisi luar kanan pertahanan yang sesekali membantu penyerangan. Dua palang pintu di tengah berdiri duet stoper Marzuki Nyak Mad dan Robby Darwis. Bek kiri diisi Jaya Hartono yang selalu menjadi andalan timnas.

Tiga jenderal yang menjadi otak permainan lini tengah timnas menjadi milik trio Patar Tambunan, Azhari Rangkuty, dan Rully Rudolf Nere. Patar Tambunan dan Azhari Rangkuty bertugas menjadi jembatan antara pemain belakang dan tengah. Tidak terlalu lama memegang bola dan bermain dengan passing sederhana menjadi ciri khas mereka.

Duet jebolan PSSI Garuda tersebut menjadi pendamping Rully Nere ‘Si Penjelajah’ di lini tengah. Rully, berbekal teknik matang, terkenal sebagai motor serangan yang selalu aktif bergerak di sepanjang pertandingan untuk mencari celah menembus pertahanan lawan.

Juru gedor di garis terdepan, Budi Wahyono, Ribut Waidi, dan sang kapten Ricky Yakob. Ricky Yakob sebagai ujung tombak lebih mudah menciptakan gol karena didukung dua penyerang sayap lincah yang menyayat pertahanan lawan melalui sisi lapangan.

Pelapis di bangku cadangan pun tak kalah mentereng. Di belakang, timnas masih memiliki bek kanan Sutrisno dan stoper France Marcus Wenno. Herry Kiswanto dan Tiastono Taufik menjadi pelapis trio jenderal lini tengah timnas. Striker yang tak kalah tajam seperti Nasrul Koro dan Adityo Darmadi masih disimpan dan siap bertarung kapan saja.

Indonesia berada di Grup B bersama Thailand dan Brunei Darussalam. Indonesia lolos setelah menjadi runner-up grup di bawah Thailand. Indonesia mengemas poin sama dengan Thailand dari hasil 1 kali menang dan 1 kali imbang, hanya kalah produktivitas gol.