Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Apakah ada tim basket Indonesia yang pernah bermain di lapangan NBA? Ada.
Tim DBL All-Star 2013 bulan November ini bermain di Sleep Train Arena, Sacramento. Merekalah pemegang rekor sebagai tim bola basket asal Indonesia pertama yang berlaga di lapangan NBA.
Eh, ngomong-ngomong apakah kita punya lapangan kayu dengan standar NBA? Ternyata ada juga. Lapangan kayu di Hi-Test Arena di Batam, kualitasnya sama dengan lapangan di Shanghai, saat LA Lakers dan Golden State Warriors bertanding preseason.
Main di lapangan NBA itu empuk sekali. Saya pribadi pernah merasakan itu di Madison Square Garden, Oakland Arena (sekarang Oracle Arena), dan Alamodome saat NBA All-Star. Jadi, kalau anak-anak pebasket terbaik SMA yang tergabung dalam DBL All-Star itu bisa bermain di sana, itu adalah pengalaman yang tak terbeli.
Anak-anak SMA itu pasti berkicau tentang pengalaman selama di Amerika, entah berlatih atau hebohnya bermain. Kicauan mereka akan direkam anak-anak basket lain untuk menanam impian pergi ke Amerika lewat bola basket.
DBL Indonesia juga memberikan pembelajaran bahwa bola basket dan studi itu harus sejalan. Beberapa perguruan tinggi mereka intip, salah satunya adalah University of California Davis.
Dampaknya dahsyat lho. Sepulang dari DBL All-Star, tiba-tiba anak saya punya impian sekolah sambil basket ke AS. Alamak, dana dari mana ya?
"Itu kampus dahsyat sekali. Seperti di kota sendiri," ucap anak saya, first timer ke Negeri Paman Sam.
Saya dan imajinasinya sama. Saat ke Wharton School of the University of Pennsylvania, sekolahnya Pak Anggito Abimanyu, Ketua Umum PP Perbasi, mengambil Ph.D. Saya hanya bisa geleng-geleng. "Ini kota kampus, apa kampus kota ya?"
Program DBL All-Star yang menjadi idaman student athlete itu memang bagus mengubah paradigma berpikir generasi basket. Transformasi generasi basket sedang terjadi.