Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga : Peringkat Melorot, Duet Tan/Lai Belum Menyerah ke Olimpiade Tokyo 2020
Dalam kesempatan ini, Butet dan Debby bergantian tanding melawan Kasubdispenum TNI AU Letkol Sus Muhammad Yuris serta para kru penerbang.
"Bedanya, pertama kalau di udara kan oksigennya terbatas. Lalu tadi terasa ada goyang sedikit, main di pesawat juga ada keterbatasan atapnya tidak tinggi, mainnya bola-bola datar saja, nggak bisa mukul yang susah-susah. Kalau shuttlecock nya sih nggak terasa berat, sama saja," katanya.
"Pertama naik memang takut, di atas lebih tenang, ada goyang tetapi nggak ada masalah. Tadi Letkol Penerbang Teddy, landing-nya smooth. Saya tadi di cockpit, nggak berasa, walaupun nggak pegangan, tetap tenang," aku Liliyana.
Sementara itu, Letkol Yuris bercerita awal mulanya ia dan timnya mengundang Liliyana.
Ramainya pemberitaan dan cuitan netizen di sosial media mengenai laga terakhir Liliyana serta acara farewell-nya yang mengharu biru di turnamen Indonesia Masters 2019 membuat TNI-AU pun berembuk.
Baca Juga : Mengintip Nehwal dan Sindhu Jadi Model Sehari di India Fashion Week
Mereka selanjutnya memutuskan untuk turut memberikan apresiasi kepada Butet sebagai salah satu pahlawan Indonesia di bidang bulu tangkis.
"Bukan hanya menjadi tentara kita bisa mengharumkan Indonesia. Tetapi, apa pun profesi kita, kalau kita berprestasi, itu adalah wujud bela negara yang sesungguhnya," ucap Yuris.
"Tidak harus angkat senjata, tidak harus bertempur di hutan untuk menjadi pahlawan, seorang yang memiliki jiwa bela negara. Contohnya Butet, ini yang harus dicontoh para generasi muda," kata Yuris.
Kegiatan bermain bulu tangkis di dalam pesawat di ketinggian 17.500 kaki ini merupakan yang pertama di dunia. Menurut pihak TNI-AU, selama ini belum pernah terjadi di Indonesia maupun di dunia.
Persiapan tim TNI-AU pun tak tanggung-tanggung, para kru penerbang sempat uji coba dan latihan sebelum joy flight bersama Liliyana.