Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Sekarang, (peluang) karier saya semakin kecil, jadi saya saya sangat menghargai (waktu) selagi saya masih bisa berkompetisi," ucap dia melanjutkan
Kini juara New Zealand Open 2019 tersebut merupakan pemain independen alias sudah tidak bernaung lagi di bawah Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM).
Sebagai pemain profesional, mereka tentu harus menjaga aspek-aspek kebugaran secara mandiri lantaran sudah tidak lagi menerima fasilitas layaknya para pemain pelatnas.
Baca Juga: Viktor Axelsen Mengaku Kecewa Gagal Tampil pada European Games 2019
Meski begitu, Goh Liu Ying sendiri menyebut bahwa dia dan Chan memiliki segudang pengalaman yang mampu membekali mereka dalam meramaikan peta persaingan ganda campuran dunia.
Salah satunya adalah pengalaman bertanding di ajang sekelas Olimpiade, dimana Chan/Goh pernah meraih keping medali perak pada Olimpiade Rio 2016.
"Saya pikir kami lebih berpengalaman dibandingkan pasangan lain saat ini. Jadi, kelebihan ini harus kami manfaatkan," kata Goh Liu Ying.
Baca Juga: Usai Putuskan Pensiun, Tak Ada Lagi Lee Chong Wei dalam Ranking BWF
"Di setiap turnamen, kami (pemain) yang lebih tua, jadi kami juga perlu lebih memperhatikan kebugaran fisik,"
"Jika tidak demikian, maka penampilan kami akan menurun dan kalah dari para pemain muda," kata dia lagi.
Sejauh ini, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying masih menunjukkan tekad kuat mereka untuk terus mengikuti turnamen penting demi mendulang poin Olimpiade Tokyo 2020.
Mereka telah mendaftarkan diri pada dua turnamen terdekat, Indonesia Open 2019 (16-22 Juli) dan Japan Open 2019 (23-28 Juli) mendatang.