Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.net - Kisah dramatis di balik pertarungan Mike Tyson vs Larry Holmes pada 22 Januari 1988 masih menarik untuk kita kunjungi. Duel tersebut adalah hari di mana Tyson mewujudkan janji lamanya kepada Muhammad Ali.
Bukan rahasia lagi kalau Muhammad Ali adalah satu alasan Mike Tyson menjajal dunia tinju profesional.
Petinju berjulukan The Greatest tersebut merupakan nama yang mendefinisikan tinju dunia. Sports Illustrated bahkan memilihnya sebagai atlet terhebat abad ke-20.
Akan tetapi, pada 1980-an, era Muhammad Ali hendak berakhir.
Ia mengalami salah satu kekalahan terbesarnya pada dunia tinju setelah tumbang dari mantan rekan sparringnya, Larry Holmes, pada Oktober 1980.
Baca Juga: Petinju Kelas Berat China Comeback dan Menang dengan Keputusan Mutlak
Padahal, Ali sudah mengumumkan pensun satu tahun sebelumnya pada 27 Juli 1979.
Ali kembali ke pertarungan tersebut dalam kondisi buruk. Pada awal 1980, Ali mulai kesulitan berbicara dan tangannya kerap bergetar sebagai akibat dari gejala awal penyakit Parkinson yang ia derita.
Tiga bulan sebelum pertarungan, kondisi fisiknya sempat diragukan sehingga Komisi Atletik Nevada meminta ia melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit yang telah ditunjuk.
Akan tetapi, ia memeriksakan diri ke sebuah klinik kecil bernama Mayo Clinic dan dinyatakan fit untuk bertarung.
Hanya, hasil lengkap pemeriksaan dirahasiakan dari publik untuk waktu yang lama.
Pada kemudian hari, baru diketahui kalau Ali kesulitan memegang ujung hidungnya dengan jari dan tak bisa berdiri dengan satu kaki pada pemeriksaan itu.
Jelang pertarungan ini, ia juga menderita penyakit setelah salah mendapat obat tiroid yang ia minum untuk menguruskan diri.
Ali terlihat kelimpungan di ring, tak bisa mempertahankan diri dan hanya menerima pukulan Larry Holmes.
Sementara, Holmes tengah menikmati tujuh tahun tak terkalahkan sebagai seorang juara dan berusia prima 31 tahun berbanding Muhammad Ali yang telah berusia 38 tahun.
Larry Holmes memenangkan pertarungan setelah pelatih Ali melempar handuk pada ronde ke-10.
Di belahan Amerika lain, pertarungan tersebut disaksikan oleh Mike Tyson yang saat itu masih berusia 14 tahun.
Sehari setelah pertarungan kontra Holmes, pelatih Mike Tyson, Constantine "Cus" D'Amato, menelepon Muhammad Ali di hadapan sang petinju.
"Bagaimana Anda mengizinkan petinju amatir ini menghajar Anda? Dia petinju buruk dan saya katakan dia amatir, kenapa kamu membiarkan seorang amatir memukul Anda," tuturnya.
Baca Juga: Mike Tyson Anggap Keputusan Andy Ruiz Menguruskan Diri karena Faktor Narsis
Kemudian ia meneruskan telepon ke Mike Tyson sembari berkata "saya bersama seorang petinju remaja, tetapi suatu ketika ia akan menjadi juara dunia. Namanya Mike Tyson".
"Saya bersimpati dengan apa yang terjadi kepada Anda," tutur Tyson kepada Ali.
Ali membalas "saya sakit, pengobatan membuat saya lemah. Saya akan kembali untuk menghajarnya".
Namun, Tyson dengan rasa percaya diri tinggi mengatakan "jangan khawatir champ, ketika sudah besar saya akan mengalahkan dia untuk kamu".
Mike Tyson akan mendapat kesempatan itu delapan tahun kemudian, tepatnya pada 22 Januari 1988.
Sayang, pertarungan tersebut datang setelah D'Amato meninggal pada November 1985.
Baca Juga: Ditolak Canelo Alvarez, Jorge Masvidal Ingin Pecahkan Kepala Petarung Lain
Kali ini, giliran Larry Holmes yang memasuki senja karier. Ia menghadapi Tyson pada usia sama seperti ketika Muhammad Ali bertarung dengannya, 38 tahun.
Holmes juga telah kalah dua kali sebelum menghadapi Mike Tyson, kontra Michael Spinks lewat keputusan juri.
Memasuki pertarungan ini Larry Holmes punya catatan 48 kemenangan dan 2 kekalahan (30 ko) dan Mike Tyson (32-0, 28 ko) memegang tiga gelar juara, WBA, WBC, dan IBF.
Sebelum pertarungan, Holmes sempat sesumbar berkata bahwa ia akan memenangkan pertarungan dan masuk buku sejarah. Sementara, Mike Tyson hanya akan dikenang sebagai bocah ingusan.
"Jika menang pertarungan ini, ia akan hancur di kemudian hari," tuturnya kepada media.
Komentar ini membuat Mike Tyson tambah bersemangat.
Apalagi, ia mendapat suntikan semangat dari jagoannya pada hari pertarungan.
Baca Juga: Dipakai Cuma Sebentar! Semahal ini Ternyata Jubah Deontay Wilder
Idola Mike Tyson, Muhammad Ali, merupakan nama paling terkenal yang hadir ke venue pertarungan Tyson vs Holmes di Trump Plaza, Atlantic City.
Ali pun sempat naik ke atas ring dan diperkenalkan kepada para hadirin di venue. Setelah menjabat tangan Holmes sekilas, ia membisikkan sesuatu ke kuping Tyson.
"Hancurkan dia, Mike."
Langsung dari awal, Mike Tyson tancap gas. Ia jauh lebih muda, kuat, dan lincah ketimbang Holmes.
Holmes berkali-kali berusaha merangkulnya untuk melepas tekanan.
Namun, dominasi Mike Tyson memuncak pada ronde keempat. Ia melepas kombo jab dan pukulan tangan kanan yang membuat Holmes jatuh.
Ia bisa bangkit tetapi langsung dihajar berkali-kali oleh Tyson sehingga terjatuh kedua kalinya setelah menerima hook kanan ke kepala.
Holmes masih bisa bangun setelah bangkit pada hitungan ke delapan tetapi Tyson melepas kombinasi trengginas yang membuat Holmes jatuh lagi dengan tujuh detik tersisa di ronde tersebut.
Wasit Joe Cortez akhirnya mengakhiri pertarungan tersebut dengan kemenangan TKO bagi Mike Tyson.