Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Kerusuhan warnai lanjutan pertandingan pekan ketiga Liga 1 2020 antara Tuan Rumah PSIS Semarang dengan Arema FC.
Menjamu Arema FC, PSIS yang menjalani laga di Stadion Moch Soebroto, Magelang berhasil mengakhir laga dengan kemenangan 2-0.
Bagi PSIS ini merupakan modal baik dalam mengarungi Liga 1 2020 yang saat ini baru menjalankan pekan ketiga.
Sedangkan bagi tim tamu, Arema FC, kekalahan ini memperpanjang rekor buruk mereka di awal Liga 1 2020.
Arema FC memang baru mengoleksi poin tiga dari hasil menang satu kali dan kalah dua kali.
Pertandingan yang semula berlangsung seru sayangnya harus tercoreng dengan insiden kericuhan antar suporter yang terjadi.
Sedari awal memang sudah dijumpai beberapa kali pelemparan botol yang melibatkan kedua belah pihak suporter.
Baca Juga: Tak Mau Kecolongan, Pelatih Bali United Waspadai Beto Goncalves
Melihat tidak kondusifnya pertandingan pihak keamanan sebenarnya sudah mampu mengatasi permasalahan di awal laga tersebut.
Akan tetapi, pertikaian kembali memanas sesaat sebelum pertandingan selesai.
Pada akhir-akhir laga kedua belah pihak suporter kembali terlibat adu lempar-lemparan.
Semula kedua belah pihak hanya melakukan aksi saling lempar, namun semakin lama kondisi menjadi lebih tidak kondusif.
Beberapa suporter tuan rumah yang berada di tribun timur yang merasa tidak terima dengan aksi saling lempar mulai berlarian ke arah tribun yang dihuni suporter tim tamu.
Karena situasi tribun yang tak kondusif tersebut, wasit Fariq Hitaba langsung menyudahi pertandingan.
Aparat kepolisian yang bertugas dalam pertandingan tersebut langsung berupaya mengkondusifkan situasi yang ada.
Baca Juga: Pernah Kalahkan PSS Sleman dalam Uji Coba, Pelatih Persib Bandung Tak Janjikan Kemenangan
Bahkan aparat sempat menembakkan gas air mata kepada suporter yang tengah memanas.
Dilansir Juara.net dari Tribun Jateng, Wakil Ketua Panpel PSIS, Pujianto menyangkan kericuhan yang terjadi dalam pertandingan tersebut.
Ia (Pujuianto) juga menganggap bahwa kericuhan ini merupakan ulah oknum yang memang sengaja merusak keharmonisan hubungan baik antara suporter PSIS dan Arema FC.
"Pastinya kami kecewa karena ada ulah oknum suporter tidak bertanggung jawab. Terjadi selisih paham antara suporter PSIS di tribun VIP dengan Aremania. Padahal sebelumnya berjalan lancar sejak awal pertandingan" kata Pujianto.
Kasus kericuhan ini dinilai dapat memberikan kerugian besar bagi PSIS selaku tim penjamu.
Pasalnya, dengan kericuhan ini mereka (PSIS) terancam akan mendapatkan sanksi dari PSSI.
Baca Juga: Head to Head Final All England Open 2020 - Marcus/Kevin Ingin Move On
"Iya, itu oknum Aremania mengamuk" kata Yoyok Sukawi CEO PSIS.
"Ini menjadi kerugian bagi PSIS Semarang. Padahal Semarang dan Malang tidak ada masalah loh" tambah Yoyok.
Pertandingan yang berakhir 2-0 untuk keunggulan PSIS ini juga diwarnai dua kartu merah kepada masing-masing pemain kedua tim.
Jonathan Bauman (Arema FC) dan Finky Pasamba (PSIS) terpaksa diusir wasit pada menit ke 67.
Sedangkan dua gol tim tuan rumah di cetak oleh Hari Nur Yulianto pada menit ke-45 dan gol Bruno Silva dua menit setelah babak kedua dimulai.