Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Karier eks striker Juventus Han Kwang-song seharusnya bisa lebih mentereng jika Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un tak intervensi terlalu jauh.
Han Kwang-song pernah mengejutkan dunia sebagai salah satu penyerang muda paling menjanjikan di Italia.
Pemain berumur 21 tahun itu adalah pusat rencana Kim Jong-un bagi Timnas Korea Utara untuk menjadi kekuatan sejati dalam sepak bola dunia.
Han Kwang-song bergabung dengan klub Qatar, Al-Duhail, pada Januari 2020 setelah gagal tampil di Juventus.
Sebagaimana dikutip Juara.net dari The Sun, Juventus membeli Han Kwang-song sekitar 4,25 juta pound dari Cagliari pada musim panas lalu.
Baca Juga: 11 Kisah Unik Kim Jong-un, No 7 Manjakan Eks Bintang NBA Dennis Rodman
Namun, dia hanya muncul di bangku cadangan Juventus dua kali.
Sebagian besar waktunya dihabiskan di Juventus U-23 sepanjang 2019-2020.
Bermain di level tiga kompetisi Italia, Serie C, Han Kwang-song tampil 17 kali, tetapi gagal mencetak gol.
Pasang-surut menghinggapi karier Han, setelah pertama kali tiba di Eropa dengan mendarat di Cagliari.
Dia awalnya bergabung di level akademi Cagliari tahun 2017 setelah sukses menjalani masa trial.
Han menjadi orang Korea Utara pertama yang bermain di Serie A Liga Italia dalam kemenangan tandang 3-1 atas Palermo, 2 April 2017, setelah tampil sebagai pengganti Marco Sau di menit ke-86.
Dia mencetak gol pertamanya untuk Cagliari dalam kekalahan kandang 2-3 dari Torino 5 menit sebelum waktu berakhir, 9 April 2017.
Hasil itu menjadikan Han orang Korea Utara pertama yang mencetak gol di Serie A.
Lahir di Pyongyang, Han sempat tampil di akademi sepak bola di Barcelona sebelum kembali ke tanah kelahirannya untuk bergabung dengan FC Chobyong.
Han kemudian tampil impresif dalam Piala Dunia U-17 2015 di Cile.
Baca Juga: Pebasket NBA ke Singapura demi Pertemuan Donald Trump-Kim Jong Un
Senator Italia Antonio Razzi, sobat dekat Kim Jong-un, mengundang Han untuk bergabung dengan Akademi ISM di Italia.
Setelah mampu menerobos di Cagliari, Han kemudian tampil dengan status pinjaman di Perugia.
Penampilan Han membuatnya diundang ke acara olahraga di La Domenica Sportiva.
Ketika bintang muda itu sedang menunggu di hotelnya di Milan untuk dibawa ke studio, datang telepon dari petinggi Korea Utara di Pyongyang.
Menurut La Stampa, Pyongyang memerintahkan larangan terhadap Han untuk menjalani penampilan publik.
Presiden Perugia Massimiliano Santopadre mengatakan, "Telepon dari seorang tokoh kementerian yang tidak begitu jelas tiba dan itu memblokir segalanya."
"Negosiasi itu tidak mungkin dilakukan karena Pyongyang hanya ingin berbicara dan secara eksklusif dengan Han."
Masih kata Presiden Perugia, "Situasi dengan pemerintah mereka menjadi semakin kaku dan pesepak bola mereka dilarang tampil di TV."
"Jika melanggar, pemerintah Pyongyang akan memulangkannya. Han jadi takut."
Han batal menjadi pemain permanen Perugia dan hanya berstatus pinjaman dua periode pada 2017-2018 dan 2018-2019 sebelum hijrah ke Juventus.
Mundo Deportivo menyatakan, Kim Jong-un bertindak seperti seorang figur ayah bagi Han dan selalu ingin mengendalikan segalanya, termasuk karier anak muda itu.
Diktator Korea Utara itu bahkan dikatakan sebagai pengamat yang rajin di Serie A untuk mengikuti kemajuan rakyatnya.
Arsenal, Everton, dan Liverpool pernah dikabarkan tertarik untuk menggaet Han Kwang-song.
Akan tetapi, pemerintah Inggris kala itu diyakini akan langsung bergerak untuk memblokir setiap upaya perpindahan Han ke Liga Inggris.
Pakar olahraga Korea Utara, Dr Udo Merkel, menyatakan, itu akan terjadi karena, menurut hukum Korea Utara, sebagian dari upah Han harus dikirim pulang ke negaranya.
Dosen Universitas Brighton itu menjelaskan Daily Star, "Di bawah sanksi PBB saat ini, uang yang dikirim ke pemerintah Korea Utara akan dianggap sebagai dukungan serius bagi program nuklir untuk negara itu."
"Jadi, menurut saya, di bawah situasi saat ini dengan beberapa sanksi PBB, termasuk sejumlah resolusi PBB yang melarang negara itu berdagang dengan negara lain untuk ekspor, misalnya produk minyak dan banyak hal lainnya ke Korea Utara, maka langkah transfer ke klub Liga Inggris itu menjadi tak mungkin."
"Langkah itu tidak akan terjadi selama sanksi PBB terhadap Korea Utara tetap diberlakukan."
Ditanya apakah pemerintah Inggris akan memblokir langkah transfer itu, Udo Merkel menjawab, "Saya pikir itu skenario yang paling mungkin."
Tanggung Jawab Han
Sekarang, dengan bermain di klub Qatar Al-Duhail, Han berharap untuk meloloskan negaranya ke Piala Dunia ketiga kalinya.
Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Timnas Korea Utara sudah tampil dua kali di Piala Dunia 1966 dan 2010.
Pada Piala Dunia 1966 di Inggris, Korea Utara berhasil lolos sampai ke perempat final.
Sedangkan pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Timnas Korea Utara terhenti di penyisihan grup,
Pada Kualifikasi Putaran Kedua Piala Dunia 2022 ini, Korea Utara berada di posisi kelima klasemen Grup H dengan nilai 8 dari lima laga.
Masih ada peluang lolos ke putaran ketiga dalam sisa tiga laga, termasuk melawan Korea Selatan.
Klasemen Grup H dipimpin Turkmenistan, disusul Korea Selatan, Lebanon, Korea Utara, dan Sri Lanka.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan terus menyemangati Han Kwang-song dkk untuk membawa Korea Utara lolos ke Piala Dunia 2022.
Terkait keberadaan Kim Jong-un yang sempat diisukan menghilang sejak medio April 2020, penasihat kebijakan luar negeri Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Moon Chung-in, mengatakan kepada Fox News: "Posisi pemerintah kami kuat ..... Kim Jong-un masih hidup dan sehat."
"Kim tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April. Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," imbuh Moon Chung-in.