Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jones baru menjadi juara lagi pada 29 Desember 2018 di UFC 232 setelah mengalahkan Alexander Gustafsson.
Sabuk juara kelas berat ringan kemudian tak pernah lepas lagi dari pinggang jagoan yang kerap disebut Presiden UFC, Dana White, sebagai GOAT alias petarung terbaik sepanjang sejarah ini sampai sekarang.
Baca Juga: Dulu Sempat Ngambek, Jon Jones Diberi 2 Pilihan oleh Bos UFC
The last I spoke with @UFC about my salary there was no negotiating. If that ever changes, i’d love to come back and compete again as a heavyweight. Until then, I’ll be enjoying Ufc has a fan and doing my best to take care of my family and community https://t.co/NoTTpRTMH0
— BONY (@JonnyBones) August 17, 2020
Ada 2 kemungkinan alasan Jones menanggalkan sabuk juaranya.
Yang pertama, dia tidak bisa mencapai kesepakatan dengan UFC soal keinginan naik ke kelas berat.
Dana White menyebut Jones meminta bayaran yang terlalu tinggi untuk berduel salah satu jagoan kelas berat, Francis Ngannou.
"Terakhir, UFC menyatakan tidak ada negosiasi soal bayaran saya. Jika hal itu berubah, saya akan kembali dan bertarung di kelas berat," ujar Jones seperti dikutip Juara.net dari MMA Fighting.
"Sampai hal itu terjadi, saya akan menikmati UFC sebagai seorang fans dan melakukan yang terbaik untuk mengurus keluarga dan komunitas saya."
Selama 6 bulan ke depan, Jones menyatakan tetap akan terbuka untuk dites doping oleh Badan Anti-Doping (USADA), yang memungkinkannya bisa kembali ke atas oktagon kapan saja.
Akan tetapi, ada pula kemungkinan sebetulnya UFC dan Jones sudah menemui kesepakatan.
Usai laga Stipe Miocic kontra Daniel Cormier di UFC 252 akhir pekan kemarin, Dana White sudah menyatakan bahwa Jon Jones bertarung di kelas berat adalah ide yang menarik.
Jones menanggalkan sabuk juara kelas berat ringan boleh jadi merupakan hasil kesepakatan di mana UFC mungkin butuh sang GOAT fokus 100% ke kelas berat dan tidak bertarung simultan di dua kelas.