Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Petarung perempuan sekaligus model, Paige VanZant, merasa dirinya tertular COVID-19 dari sang suami yang juga petarung Bellator MMA, Austin Vanderford.
Paige VanZant diberhentikan UFC setelah kalah cepat dari Amanda Ribas di UFC 251 pada 12 Juli lalu.
Presiden UFC, Dana White, mengkritik Paige VanZant tidak fokus pada pertarungan karena aktivitasnya di luar oktagon.
Tidak perlu menganggur lama, PVZ langsung mendapatkan kontrak dari ajang tarung lainnya, BKFC (Bare Knuckle Fighting Championship).
Baca Juga: Didepak UFC, Petarung dan Model Ini Pindah ke Organisasi yang Lebih Sangar
VanZant dijadwalkan melakukan debutnya bertarung di BKFC pada November mendatang.
Namun, jadwal itu bisa diundur karena Paige VanZant sekarang dalam kondisi sakit berat.
Petarung perempuan berusia 26 tahun itu meyakini dirinya tertular COVID-19 dari sang suami, Austin Vanderford.
Belum lama ini Vanderford dicoret dari jadwal Bellator 246 karena positif terinfeksi COVID-19.
Namun, hasil tes VanZant sejauh ini masih negatif.
Di akun Instagram dan YouTube-nya, Paige VanZant pun meminta bantuan dari penggemar, terutama yang punya pengalaman medis, untuk menjelaskan mengapa dia mengalami gejala yang parah walaupun hasil tes negatif.
Baca Juga: Sudah Siap Wajahnya Rusak di BKFC, Paige VanZant Simpan Nomor Dokter Bedah Plastik
"Saya merasa sangat buruk dan sangat sakit, tetapi hasil tes saya negatif," ujar VanZant seperti dikutip Juara.net dari MMA Fighting.
"Saya demam, sampai 39 derajat Celcius, juga kehilangan kemampuan merasa dan mencium bau."
"Austin dites positif dan saya segera menjalani tes juga, tetapi hasilnya negatif."
"Saya butuh pertolongan, butuh saran, apakah saya terkena COVID-19 atau yang lain? Apakah saya perlu dites lagi?"
VanZant dan suaminya belum lama ini pindah ke South Florida dan berlatih di sasana American Top Team.
Sejumlah petarung dari sasana itu positif terinfeksi COVID-19.
Pemilik ATT, Dan Lambert, mengakui bahwa sasana yang tidak terlalu besar dengan jumlah orang yang banyak tampaknya membuat penularan COVID-19 di tempatnya menjadi pesat.