Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Sering dianggap remeh, menjadi wasit UFC adalah pekerjaan tersulit seperti yang diungkapkan Mark Smith kepada komentator kondang, Joe Rogan.
Melalui Joe Rogan, penggemar diberi pandangan baru tentang apa itu MMA, kali ini soal wasit.
Wasit dalam kompetisi MMA termasuk UFC sering kali dianggap sebagai pekerjaan yang remeh.
Wasit kerap dianggap sekadar pelengkap dan terkadang malah menjadi sasaran hujatan oleh penggemar jika duel tidak berjalan dengan semestinya.
Wasit UFC, Mark Smith, berbagi pandangan bagaimana rasanya menjadi pengadil dari pertarungan brutal ini.
Mark Smith mengatakan kepada Joe Rogan melalui podcast-nya bahwa menjadi wasit adalah tugas yang sulit.
Baca Juga: Charles Oliveira Diminta Jangan Mau Disalip Lagi untuk Perebutan Gelar
"Tujuan Anda adalah menghentikan pertandingan tepat pada waktunya, tetapi memerlukan kerja keras untuk mencapai poin itu," ucap Mark Smith dikutip Juara.net melalui Essentiallysports.
"Bergantung pada catatan dari petarung, kemampuan mereka melakukan comeback."
"Anda harus membuat keputusan segera secara subjektif, seperti kapan saatnya menghentikan pertarungan."
Smith melanjutkan bahwa ini jadi perasaan terburuk di dunia jika wasit membiarkan pertarungan berlangsung lebih lama atau menghentikannya terlalu dini.
Joe Rogan sebagai komentator top UFC pun membetulkan dan menambahkan pernyataan tersebut.
Baca Juga: Biar Cuan Aman, Joe Rogan Wanti-wanti UFC Tak Helat McGregor vs Chandler
"Ini adalah pekerjaan sulit. Ini lebih sulit daripada pekerjaan lainnya di samping pertarungan. Menjadi juri itu juga sulit, tetapi mereka bisa bersembunyi, tidak kelihatan di layar televisi."
"Wasit ada di TV, tepat berada di sana. Jika Anda membuat keputusan yang buruk, semua kebencian itu menghampiri Anda," kata Joe Rogan.
Mike Smith mengatakan menjadi juri juga memiliki tantangan tersendiri di era media sosial seperti sekarang.
Rogan dan Smith kemudian mendiskusikan bagaimana sulitnya pengambilan keputusan untuk menghentikan pertarungan.
Contohnya adalah cuel yang mempertemukan Frank Mir vs Tim Sylvia di tahun 2004.
Rogan dan Smith membandingkannya dengan duel Charles Oliveira vs Tony Ferguson di UFC 256.
Baca Juga: Sama-sama Kalah, Kevin Lee Tertarik Tantang Tony Ferguson Lagi
UFC 256 berjalan dengan sengit di mana Oliveira sempat mengunci lengan Ferguson dan membengkokkan sikunya.
Akan tetapi, Tony Ferguson tidak mau menyerah dengan kondisi tangannya sudah tertekuk secara mengerikan.
Dulu duel Sylvia vs Mir dihentikan saat wasit mendengar ada suara retakan.
Dalam kasus Oliveira vs Ferguson, wasit tidak buru-buru menghentikan pertarungan.
Melalui dua perbandingan tersebut, efek setelah menghentikan perkelahian terlalu dini atau terlambat hanya bergantung pada waktu pengambilan keputusan wasit.
Awalnya keputusan itu berakhir dengan olok-olok, tetapi pujian bisa datang di hari selanjutnya.
Baca Juga: Dustin Poirier Pilih Trilogi Conor McGregor, Charles Oliveira Lalu Lawan Siapa?
Pujian datang begitu penggemar mengetahui keseriusan sebuah insiden yang mendorong penghentian pertandingan.
Pada akhirnya, semua tergantung apa yang terjadi di dalam arena dan wasit harus siap menjadi orang yang bakal disalahkan tergantung pada apa yang dirasakannya saat itu.