Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Pembalap Yamaha, Valentino Rossi, mengungkapkan bahwa menurunnya performa motor M1 karena proyeknya dikuasai oleh semua orang Jepang.
Valentino Rossi sudah mulai menjadi pembalap Yamaha sejak tahun 2004.
Meskipun sempat mencoba berpaling pada tahun 2011 dan 2012, Rossi tetap berpulang ke tim Yamaha.
Vale bahkan juga akan mengakhir kariernya di MotoGP sebagai pembalap Yamaha.
Itu artinya Valentino Rossi bisa dibilang sudah satu hati dengan tim itu.
Maka dari itu, jika ada hal yang menurutnya tidak pas, Rossi pasti tahu.
Dilansir Juara.net dari Crash.net, Valentino Rossi mengungkapkan ada yang tidak beres dengan timnya.
Baca Juga: Fabio Quartararo Juara MotoGP 2021, Yamaha Terkenang Sosok Valentino Rossi
Masalah itu sudah dirasakan Rossi sejak adanya single electronic rules di MotoGP pada tahun 2016.
Perusahaan yang dikenal menjadi produsen utama dari sistem ini adalah Magneti Marelli.
Para pabrikan seperti Honda dan Ducati pun berlomba-lomba menggandeng karyawan Magneti Marelli ke timnya.
Namun, langkah serupa tidak diikuti oleh pabrikan yang dibela Valentino Rossi, Yamaha.
Yamaha mencoba mengembangkan sistem elektronik sendiri.
Tim yang bertanggung jawab pada hal ini disebut Rossi dipenuhi oleh orang Jepang.
Hal itu disebut Valentino Rossi menurunkan performa motor M1 sebagai kuda besi timnya.
Baca Juga: Valentino Rossi Tumbal Juara Dunia Si Setan MotoGP, Yamaha Bakal Perang Bintang di 2022
Pasalnya, sejak diberlakukannya aturan itu di MotoGP, tim Yamaha sulit untuk menjadi juara di akhir musim.
Tak ayal, kondisi itu seperti halnya kisah negara Indonesia yang pernah kena jajahan orang Jepang.
"M1 adalah proyek yang sangat Jepang," kata Valentino Rossi seperti dilansir Juara.net dari Crash.net.
"Semua ahli mesin berasal dari Jepang."
"Bagi saya, kami selalu memiliki banyak masalah untuk menggunakan standar Magneti-Marelli secara maksimal."
"Performa motor menurun ketika kami mengubah sistem ini."
"Semua pabrikan lain memiliki pendekatan yang berbeda, lebih seperti di Formula 1."
Baca Juga: Fabio Quartararo Juara, Valentino Rossi Kesal Gagal Hipnotis Muridnya
"Mereka membuka diri dan mengambil banyak ahli mesin Magneti Marelli dari Italia."
"Tetapi pada akhirnya, di Yamaha, orang-orangnya lebih kurang sama. Dari sudut pandang ini, sulit untuk diatur," pungkas pembalap nomor 46.
Yamaha sendiri akhirnya berhasil membuat salah satu pembalapnya menjadi juara dunia lagi pada tahun ini melalui Fabio Quartararo.
Dengan hasil ini, pembalap berjulukan El Diablo berhasil mengakhiri dahaga gelar pembalap Yamaha sejak tahun 2016 .