Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Setelah menunggu selama hampir 100 tahun dalam sejarah Olimpiade, lagu kebangsaan Indonesia Raya akhirnya berkumandang di pentas olahraga terbesar di dunia itu pada 4 Agustus 1992.
Tepat 31 tahun lalu, pebulu tangkis putri Susi Susanti menjadi peraih medali emas pertama Indonesia di Olimpiade.
Pada Olimpiade 1992, bulu tangkis memang untuk pertama kalinya dipertandingkan sebagai cabang resmi.
Sebelumnya, bulu tangkis hanya pernah dipertandingkan sebagai demonstrasi atau ekshibisi.
Susi memenangi medali emas di nomor tunggal putri dalam turnamen yang berlangsung sejak 28 Juli 1992 di Pavello de la Mar Bella, Barcelona.
Mendapatkan bye di babak pertama, pebulu tangkis bernama lengkap Lucia Francisca Susy Susanti Haditono itu mengalahkan Harumi Kohara (Jepang) 11-2, 11-2 di babak kedua.
Pada babak ketiga, Susi menaklukkan Wong Chun Fan (Hong Kong) 11-4, 11-2.
Kemenangan meyakinkan kembali diperoleh di perempat final dengan menyingkirkan Somharuthai Jaroensiri 11-6, 11-1.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Arsenal Rekrut Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah Klub
Huang Hua (China) menjadi korban Susi berikutnya di semifinal dengan skor 11-4, 11-1.
Di babak final, wanita yang kini berusia 52 tahun itu menghadapi andalan Korea Selatan, Bang Soo-hyun.
Susi Susanti sempat mengalami kesulitan di gim pertama sehingga kalah dengan angka 5-11.
Namun, Susi mampu bangkit di gim kedua.
Dia balik menghajar Bang Soo-hyun di gim kedua dengan angka 11-5.
Ibarat mesin diesel, Susi Susanti yang sudah mulai panas di gim kedua semakin membara di gim ketiga.
Akibatnya, Bang dipecundangi habis-habisan oleh pebulu tangkis kelahiran Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 itu dengan skor 11-3.
"Akhirnya bisa sampai gim ketiga. Dari sini saya mulai yakin, saya lebih unggul fisik," ujar Susi seperti dilansir dari Badminton.org.
"Dia tidak pernah menang melawan saya kalau rubber game."
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Khabib Perempuan Kayla Harrison Taklukkan Dunia
"Ibaratnya saya ini mesin diesel, makin lama makin panas,” imbuhnya.
Pesta Indonesia di cabang bulu tangkis Olimpiade 1992 dilengkapi oleh medali emas lain dari nomor tunggal putra.
Alan Budikusuma, yang kemudian menjadi suami Susi Susanti, mengalahkan rekan senegara, Ardy Bernardus Wiranata, di final.
Selain itu, Indonesia juga meraih perunggu atas nama Hermawan Susanto di nomor tunggal putra dan perak dari ganda putra Eddy Hartono/Rudy Gunawan.
Kesuksesan Susi Susanti membuka jalan bagi rutinitas Indonesia meraih medali emas Olimpiade dari cabang olahraga bulu tangkis.
Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004), Hendra Setiawan/Markis Kido (2008), Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad (2016), dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu (2020) menjadi atlet bulu tangkis Tanah Air berikutnya yang meraih medali emas Olimpiade.
Secara keseluruhan, bulu tangkis juga menjadi cabor primadona Indonesia di Olimpiade dengan mengoleksi paling banyak medali.
Bulu tangkis menyumbang total 21 medali.
Perinciannya 8 medali emas, 6 perak, dan 7 perunggu.
Bulu tangkis mengungguli angkat besi yang menyumbang 15 medali, yaitu 7 medali perak dan 8 perunggu.