Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selisih 0,5 poin itu menjadi yang terkecil sepanjang sejarah penyelenggaraan Formula 1.
Angka yang tidak jamak itu bisa terjadi karena seri Monaco pada 3 Juni 1984 menyelesaikan lomba kurang dari tiga perempat jarak total yang seharusnya ditempuh.
Alhasil, poin para pembalap yang finis di Top 6 dipangkas menjadi hanya setengah dari yang seharusnya diperoleh,
Yang menarik, Niki Lauda menjadi juara dunia F1 1984 hanya dengan 5 kemenangan.
Alain Prost meraih kemenangan lebih banyak, yakni 7 kali.
Namun, Lauda memang lebih konsisten dengan 9 kali finis di posisi 1 atau 2 sementara Prost hanya 8 kali.
Lauda saat itu juga tercatat mampu menjadi juara dunia F1 tanpa sekali pun mengambil pole position alias posisi start terdepan.