Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Nama Manny Pacquiao semakin mendunia di jagat tinju setelah menjalani salah satu pertarungan terhebatnya dalam sejarah hari ini 15 tahun yang lalu.
Memulai karier profesional pada 1995, Pacquiao baru mentas di Amerika Serikat yang merupakan kiblat tinju dunia pada 2001.
Petinju berjulukan Pac-Man ini meniti jalan menjadi bintang ring dengan antara lain merebut sabuk juara dunia kelas bantam super IBF, bulu super WBC, dan ringan WBC saat berlaga di Amerika.
Dia juga bertarung melawan nama-nama top macam Marco Antonio Barrera, Juan Manuel Marquez, dan Erik Morales.
Namun, pertarungan yang benar-benar melesatkan nama Pacquiao adalah saat dia melawan Oscar De La Hoya.
Pertarungan itu tercatat dalam sejarah hari ini berlangsung pada 6 Desember 2008 di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas.
De La Hoya saat itu memang sudah tidak berstatus juara dunia.
Tetapi, dia tetap dianggap sebagai salah satu bintang terbesar tinju dengan pernah memenangi 11 sabuk juara dunia dari 6 divisi termasuk titel lineal di 3 kelas.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Kalah yang Tidak Benar-benar Kalah, Satu-satunya Cacat dalam Karier Jon Jones
Petinju berjulukan The Golden Boy alias Si Anak Emas itu juga merupakan peraih medali emas Olimpiade 1992.
Tidak ada sabuk yang dipertaruhkan dalam laga ini kendati Pacquiao saat itu merupakan juara kelas ringan WBC.
Duel Pac-Man vs The Golden Boy berlangsung di kelas welter.
Diprediksi akan kalah, Pacquiao kemudian menang secara menyakinkan.
Antara ronde 1 hingga 4, Pacquiao pelan-pelan menegaskan dominasinya dengan kombo pukulannya semakin lama semakin sering mengenai De La Hoya.
Di ronde 7, kombinasi pukulan petinju asal Filipina itu hampir menjatuhkan De La Hoya.
Pada ronde berikutnya, Manny Pacquiao menyudutkan Oscar De La Hoya dan memasukkan banyak pukulan.
Menjelang ronde 9, sudut De La Hoya menyerah dan tidak mau lagi melanjutkan pertarungan yang dijadwalkan berlangsung sampai 12 ronde itu.
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Kiper Eddy Harto Jadi Pahlawan, Timnas Indonesia Juara SEA Games 1991
Pacquiao unggul telak dalam perhitungan skor 80-71, 80-71, dan 79-72 sampai akhir ronde 8.
Statistik mengonfirmasi kehebatan Pacquiao dan keputusan tepat De La Hoya untuk menyerah.
Pac-Man memasukkan 224 pukulan dari 585 percobaan (38%) sementara De La Hoya hanya 83 dari 402 (21%).
Dari sisi bisnis, Pacquiao juga membuktikan bahwa dia adalah seorang petinju pengeruk uang.
Duelnya dengan De La Hoya menghasilkan 1,25 juta pembelian pay-per-view dengan total uang lebih dari 70 juta dolar AS atau lebih dari 1 triliun rupiah.
Status kebintangan Manny Pacquiao pun meroket setelah pertarungan itu.
Deretan petinju kaliber berat mengantre jagoan kelahiran 17 Desember 1978 itu dalam laga-laga selanjutnya.
Ricky Hatton, Miguel Cotto, Antonio Margarito, Shane Mosley, bahkan Floyd Mayweather Jr menyusul masuk sebagai rival dalam rekam jejak karier Pacquiao.