Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Legenda tenis Indonesia, Yayuk Basuki, mengukir pencapaian hebat dalam sejarah hari ini 25 tahun yang lalu dengan meraih medali emas tunggal putri di Asian Games 1998.
Yayuk Basuki adalah petenis dengan peringkat dunia tertinggi yang pernah dimiliki oleh Indonesia.
Pada Oktober 1997, petenis kelahiran 30 November 1970 itu pernah mencapai ranking 19 di WTA.
Yayuk memiliki rekor 238 kali menang-171 kali kalah di nomor tunggal dengan 6 gelar juara WTA dan 5 ITF.
Di nomor ganda, catatannya 378-206 dengan 9 gelar juara WTA dan 25 ITF serta pernah mencapai ranking 9 dunia pada Juli 1998.
Bicara turnamen Grand Slam, Yayuk lebih sukses di nomor ganda.
Dia pernah mencapai babak perempat final Australia Open 1996, 1999, French Open 1997, dan Wimbledon 1996 bahkan lolos ke semifinal US Open 1993.
Di nomor tunggal, pencapaian terbaik Yayuk adalah menembus babak perempat final Wimbledon 1997.
Ketika itu langkahnya di Wimbledon 1997 baru terhenti di tangan petenis nomor 3 dunia, Jana Novotna.
Yang menarik, performa atlet bertinggi badan 164 cm ini di nomor tunggal malah semakin hebat menjelang dia pensiun.
Yayuk mengundurkan diri dari nomor tunggal pada tahun 2000.
Selain menembus babak perempat final Wimbledon 1997 dan mencapai ranking 19 dunia, prestasi hebat Yayuk Basuki lainnya terjadi pada sejarah hari ini, 17 Desember 1998.
Peraih total 11 medali emas di SEA Games itu menjadi juara Asian Games 1998 yang digelar di Bangkok, Thailand.
Sebelumnya di ajang Asian Games, Yayuk meraih medali emas pada 1986 dan 1990 tetapi di nomor ganda putri (1986, 1990) dan ganda campuran (1990).
Tampil di nomor tunggal pada Asian Games 1994, Yayuk hanya memperoleh medali perunggu.
Di Asian Games 1998, Yayuk Basuki menempati unggulan ke-3 di bawah petenis tuan rumah, Tamarine Tanasugarn, dan Li Fang (China).
Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Sabuk Dipungut dari Tempat Sampah, Lennox Lewis Jadi Juara Tinju Kelas Berat WBC
Mulai berlaga di babak ke-2, Yayuk menyingkirkan Tatyana Babina (Kazakstan) 6-0, 6-0.
Berikutnya Yayuk menang 6-3, 6-2 atas Iroda Tulyaganova (Uzbekistan) di babak perempat final.
Di semifinal, dia bertemu Li Fang. Sempat bertarung ketat di set pertama, Yayuk akhirnya menang 7-6 (7-3), 6-1.
Lawan Yayuk di final adalah Tamarine Tanasugarn, yang berusia 7 tahun lebih muda dari dirinya.
Seperti Yayuk, Tanasugarn adalah petenis perempuan terbaik yang pernah dimiliki Thailand dengan dirinya pernah mencapai ranking 19 WTA pada Mei 2002.
Akan tetapi, sang andalan tuan rumah dibuat tak terdaya oleh Yayuk Basuki dalam laga yang berlangsung di Muang Thong Thani Tennis Centre.
Yayuk meraih kemenangan dengan skor 6-4, 6-2 untuk merebut medali emas sekaligus status sebagai Ratu Tenis Asia.
Petenis bernama lengkap Nany Rahayu Basuki itu menjadi petenis perempuan ketiga Indonesia yang berhasil meraih medali emas Asian Games di nomor tunggal.
Sebelum Yayuk ada Lany Kaligis yang pernah sukses pada 1966 dan Lita Liem Sugiarto pada 1974.