Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Bos Repsol Honda Bongkar Alasan Timnya Gaet Adik Valentino Rossi
"Mungkin di Indonesia dan Australia."
"Di situlah saat keseimbangan goyah dari yang menjadi pemimpin jadi ketinggalan 27 poin."
"Tampil cepat di sana mungkin membuat saya jadi terlalu percaya diri."
"Saya mungkin berpikir: 'Oke, saya bisa membuat jarak hingga lima detik. Saya bisa menang dengan ban lainnya. Saya bisa melakukan apa saja'."
"Padahal, kita berada di MotoGP yang artinya tidak boleh seperti itu."
"Anda harus menggunakan peralatan yang sama seperti para rival."
"Pada akhirnya, Anda menang sepersepuluh atau 10 detik angkanya tetap sama."
"Saya pikir itulah yang saya pelajari untuk masa depan," imbuhnya.
Kendati gagal menjadi juara dunia, musim 2023 tepatlah jadi musim yang layak Martin syukuri.