Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
JUARA.NET - Perasaan yang beragam memenuhi rongga dada pembalap timnya Valentino Rossi, Fabio Di Giannantonio usai MotoGP Thailand 2024.
Seri kemarin (25-27/10/2024) merupakan pekan balapan terakhir baginya untuk musim 2024.
Dia terpaksa mengakhir musim lebih cepat demi menyembuhkan cedera.
Pembalap yang akrab disapa Diggia itu mengalami cedera pada seri Austria bulan Agustus kemarin.
Untuk menyembuhkan cedera bahunya, dia harus naik ke meja operasi.
Balapan terakhir di musim 2024 ini menyisakan beragam kisah baginya.
Perasaan Di Giannantonio campur aduk yakni senang sekaligus tidak rela.
Rasa bahagianya memuncak sebab dia bisa menyabet posisi empat pada balapan di Thailand kemarin.
Tambahan poin membuatnya kini menduduki peringkat ke-8 dalam klasemen sementara.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Bikin Martin Bertahan Sekuat Tenaga pada MotoGP Thailand 2024
Di satu sisi, Diggia juga tak rela musimnya berakhir lebih cepat.
"Kami sekarang ada di posisi ke-8, di atas para pembalap-pembalap top," ujarnya, dilansir Juara.net dari Speedweek.com.
"Ini merupakan musim yang luar biasa."
"Banyaknya balapan pada bulan ini terlalu memberikan tekanan pada bahu saya."
"Sulit rasanya untuk tampil kompetitif. Saya banyak melakukan fisioterapi dan latihan yang penuh rasa sakit."
"Sulit rasanya untuk menyudahi perjuangan sekarang. Sembari menjalani tiap putarannya, batin saya terus bergelut dan tak ingin menyudahi semuanya."
"Tetapi, ini adalah pilihan terbaik dan kami harus menyudahi musim lebih cepat."
"Saya akan menjalani operasi lebih cepat dan datang ke musim 2025 dengan kondisi 100 persen," tambah Diggia.
Baca Juga: Sebut Manuver Marc Marquez Tak Perlu, Begini Komentar Joan Mir soal Insiden di MotoGP Thailand 2024
Pembalap timnya Valentino Rossi ini merasa puas dengan hasil di Thailand.
Terlebih lagi hasil tersebut sekaligus melanjutkan tren bagusnya usai seri Australia.
"Bagi saya sendiri, ini adalah cara fantastis untuk menyudahi musim," tegasnya.
"Kami finis ke-4 pada dua trek dan kondisi yang berbeda."
"Hal itu layak diacungi jempol," imbuh Di Giannantonio.