Namun, D'Antoni mempertimbangkan kembali kontrak Lin setelah pemain berusia 23 tahun tersebut menyumbang 25 poin, lima rebound, dan tujuh assist saat bentrok dengan New Jersey Nets 4 Februari lalu. Adalah Carmelo Anthony, small forward andalan Knicks, yang menyarankan si pelatih untuk menurunkan Lin lebih lama.
Sinar Lin semakin terang tatkala ia menyumbang 27 poin untuk membawa timnya menang atas Toronto Raptors 90-87 (14/2). Hebatnya lagi, kemenangan itu ditentukan oleh three point Lin di sembilan detik terakhir. "Ini gila! Saya menonton Linsanity dan berharap setiap tembakannya masuk. Sungguh luar biasa," puji Steve Nash di akun Twitter-nya, @SteveNash.
Point guard LA Clippers, Chris Paul, juga kagum dengan kehebatan Lin. "Melihat pertandingan Knicks versus Raptors. Tembakan hebat dari @JLin7," tulisanya di Twitter (@CP3).
Lin tak lantas terhindar dari hinaan meski dirinya telah jadi bintang dadakan. Usai Knicks kalah 85-89 dari New Orleans Hornets 17 Februari kemarin, seorang wartawan ESPN mengkritik Lin dan menjadikannya sebagai berita utama. Dalam artikel berjudul "Chink in the Armor" itu, ia menggunakan kata yang terkesan menghina kaum Cina dan Asia. Tak sampai 35 menit, tulisan tersebut dihapus dan ESPN langsung memecat sang wartawan.
Ketenaran Lin membuat followers Twitter-nya naik drastis dari 700 menjadi 199.314 hanya dalam tiga hari. Toko online Knicks juga kebanjiran order sampai 3.000 persen. Menurut kabar dari Nydailynews, kostum yang digunakan Lin ketika melawan Lakers telah dilelang dengan harga 190 juta rupiah.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Komentar