Catur telah menjadi bagian hidup GMW Evgeniya Doluhanova. Cabang yang merupakan passion perempuan dengan rating 2269 itu memberikannya banyak pengalaman. Ketika ditemui di kamarnya di Hotel Century, Senayan, Jakarta, Jumat (20/4), seusai tampil di turnamen catur Japfa Festival 2012, Doluhanova pun berbagi sedikit cerita hidupnya.
Pada penampilan perdana di Japfa Festival 2012 yang digelar di Gedung Serbaguna, Senayan, Jakarta, 16-20 April, pecatur cantik ini langsung jatuh cinta pada Indonesia.
“Saya suka di sini. Orang-orangnya ramah dan selalu tersenyum. Tapi tentu saja saya lebih cinta catur,” ujar perempuan berambut pirang tersebut.
Ya, perempuan berusia 27 tahun tersebut telah mengenal catur sejak berusia lima tahun dan telah menjajal berbagai turnamen sepanjang kariernya. Bahkan, Doluhanova menjadi salah satu pecatur terbaik Armenia dengan mengisi peringkat lima Armenia kategori putri. Namun, juara Bikova Memorial 2009 di Suzdal, Rusia, dan peraih perunggu Kejuaraan Nasional Armenia 2012 itu hanya mampu mengisi peringkat tiga turnamen Japfa Festival.
“Saya memang belum terlalu baik dan tak puas dengan penampilan saya. Namun, saya tak akan bosan bermain catur karena sangat menikmatinya. Selalu menyenangkan. Seandainya ditanya apakah saya nantinya akan meninggalkan cabang ini, saya pun belum bisa menjawabnya sekarang,” jelas perempuan kelahiran Baku, Azerbaijan, 10 Juni 1984 itu.
“Mungkin saya akan aktif di bidang hukum seandainya sudah pensiun dari catur,” tutur lulusan Akademi Hukum Nasional Ukraina Yaroslava Mudrogo itu.
Sukses Doluhanova pun bukan tanpa usaha. Setelah mengenal catur pada usia lima tahun yang dikenalkan oleh sang ayah, Doluhanova lantas dimasukkan ke sekolah catur.
“Sekolah catur menjadi salah satu wadah yang baik. Memang hal tersebut tak terlalu berpengaruh karena selanjutnya para pemain yang harus mengembangkan diri, tapi paling tidak dasar-dasarnya diberikan,” tutur peringkat dua Femida 2005 di Kharkiv, Ukraina itu.
Mimpi Belum Terwujud
Catur memang memberikan banyak pengalaman bagi perempuan dengan tinggi 163 cm itu. Khususnya dalam hal berkunjung ke berbagai negara.
“Saya sudah lupa negara apa saja yang sudah saya kunjungi. Namun, mimpi saya untuk berlibur ke Irlandia sampai saat ini belum terwujud. Saya terlalu sibuk untuk mengikuti turnamen dan berlatih. Seandainya ada kesempatan, saya akan langsung ke sana,” ungkap anak tunggal itu.
Latar belakang penyuka coklat ini pun sangat mendukung kedinamisan hidupnya yang senantiasa berpindah negara dan kota. Pasalnya, sejak kecil dia selalu berpindah-pindah.
Doluhanova lahir di Azerbaijan, namun dia menghabiskan masa kecilnya di Ukraina, sekarang dia membela Federasi Catur Armenia. Perempuan bermata kelabu itu berpindah haluan ke Armenia karena dia lebih berpeluang untuk masuk timnas putri.
“Saya warga negara Ukraina, tapi untuk catur, saya membela Armenia. Saya pun sekarang menetap di Kharkiv, Ukraina. Saya sendiri merasakan bahwa saya orang Ukraina, walau saya lahir di Azerbaijan,” tutur perempuan yang tak lancar berbahasa Armenia tersebut.
Walau menjadi salah satu pentolan Armenia, perempuan berpembawaan kalem ini tetap tak mampu berlatih fisik untuk mendukung performanya. Bukan karena keterbatasan fisik, tapi lebih dikarenakan dirinya yang cukup sulit untuk memulai latihan.
“Saya tahu bahwa olah raga baik untuk saya, tapi saya belum rutin melakukannya. Terlebih lagi, saya termasuk sedikit malas,” jelasnya sembari tertawa.
Editor | : | Aprelia Wulansari |
Komentar