Tetap saja, Fergie adalah Fergie. Dirinya pasti panas jika Setan Merah diprovokasi. Patrick Vieira sudah merasakan keganasan Fergie yang menyebut United putus asa saat memanggil kembali Paul Scholes dari masa pensiunnya.
Di atas segalanya, Fergie menilai pertarungan dua klub sekota ini seperti klub yang dipenuhi anak muda melawan klub terkaya di dunia. Menurut Fergie, perbedaan paling mendasar antara United dengan City adalah cara mereka membangun fondasi tim.
"Setidaknya kami mencoba membangun tim lewat pengembangan pemain muda, bukan secara instan," imbuh Sir Alex kala diwawancara sebuah stasiun televisi asal Prancis.
Jelang laga Derby Manchester, yang disebut-sebut terbesar sepanjang sejarah, di Etihad, Selasa (1/5) dini hari WIB, United dianggap memiliki keuntungan karena skuadnya diisi pemain-pemain berpengalaman, seperti Ryan Giggs, Rio Ferdinand, dan Paul Scholes. Ternyata, respon Fergie sangat mengejutkan. Entah karena merasa tertekan atau kurang percaya diri, Sir Alex menolak semua anggapan itu.
"Saya rasa semua itu tidak relevan lagi sekarang. Ini hanyalah sebuah pertandingan yang telah dijadwalkan dan kebetulan momennya tepat, sehingga laga ini ditunggu-tunggu semua orang," imbuhnya.
Pada akhirnya, harus diakui City memang telah menjelma menjadi Liverpool dalam pikiran Sir Alex. Sebuah tim yang selama bertahun-tahun harus selalu dikalahkan dalam segala hal.
Jika situasi ini berlanjut dalam koridor tepat, yang diuntungkan tentu saja penikmat sepak bola. Bukan tidak mungkin, Derby Manchester kali ini menjadi awal dari Derby-derby dahsyat lain di masa depan.
Editor | : | Oka Akhsan M. |
Komentar