Nama Simon McMenemy (35) meroket setelah sukses membawa timnas Filipina ke semifinal Piala AFF 2010. Pencapaian itu merupakan sejarah bagi The Azkals, yang sebelumnya tidak dilirik dalam percaturan sepak bola Asia Tenggara.
Namun, setelah membuat sejarah baru di sepak bola Filipina, Simon justru meninggalkan negara tersebut. Ia hijrah ke Vietnam untuk menangani klub Dong Tam Long An.
Hanya bertahan enam bulan di Vietnam, selanjutnya pada 2011 pelatih muda ini direkrut Mitra Kukar yang baru promosi ke Liga Super Indonesia.
“Ketika pertama kali merasakan atmosfer sepak bola Indonesia pada semifinal Piala AFF 2010 di Jakarta, saya kagum dengan pendukung sepak bola Indonesia yang luar biasa. Sejak saat itu saya bertekad ingin melatih di Indonesia,“ kata Simon.
Meski baru melejit tatkala menangani timnas Filipina, pengalaman melatih Simon sudah lumayan panjang. Ia mulai coba-coba menjadi pelatih sejak berusia 16 tahun di tanah kelahirannya.
“Waktu itu selain bermain, saya juga melatih, namun lebih banyak menangani pemain usia muda yang baru belajar sepak bola. Pada dasarnya, saya memang senang terjun dalam pengembangan pemain muda,“ ujarnya.
Karier Simon sebagai pemain sekaligus pelatih terus berlanjut ketika mendapat beasiswa di University of South Alabama, Amerika Serikat, pada 1996.
Siapa disangka, selain jago bermain sepak bola Simon ternyata juga seorang atlet bulu tangkis. Bahkan ia mengaku pernah masuk timnas junior Inggris. Selama beberapa tahun, sepak bola dan bulu tangkis ia jalani beriringan.
“Saya sangat menyukai sepak bola dan bulu tangkis. Tapi, saya harus memilih salah satu agar bisa fokus. Akhirnya pada usia 18 tahun menjelang berangkat ke Amerika, saya putuskan memilih sepak bola,“ tutur Simon.
Suami Sarah Elizabeth ini serius menekuni sepak bola, khususnya dalam pengembangan pemain muda. Melalui sepak bola ia sudah berkeliling hingga 18 negara untuk membina pemain muda. Dari pengalamannya itu, ia melihat banyak negara di Asia, termasuk Indonesia, yang kurang serius membina pemain muda.
“Klub di Indonesia banyak yang membuang uang untuk membeli pemain mahal dengan tujuan meraih prestasi secara instan. Mereka kurang memerhatikan pembinaan pemain muda. Padahal, kalau dibina dengan benar, pemain muda akan menjadi aset berharga,” ucapnya.
Tuntutan Prestasi
Tuntutan agar berprestasi secara instan pernah ia rasakan ketika menangani Mitra Kukar di LSI musim lalu. Karena dinilai gagal membawa timnya ke puncak klasemen, ia diganti ketika kompetisi baru berjalan setengah musim.
“Manajemen ingin tim langsung menjadi juara. Padahal, sebagai tim promosi butuh proses bagi Mitra Kukar untuk mencapai puncak prestasi. Selain itu, ada informasi keliru tentang saya yang disampaikan ke manajemen,“ ujar Simon, yang mengaku mendapat dukungan dari suporter Mitra Kukar.
Toh, peristiwa pahit yang menimpanya di Mitra Kukar tidak membuat Simon kapok berkarier di Indonesia. Justru hal itu ia jadikan pelajaran berharga.
Musim ini Simon dikontrak Pelita Bandung Raya sebagai pelatih selama tiga tahun. Ia diserahi tanggung jawab untuk membangun tim baru yang mayoritas diperkuat pemain muda minim pengalaman.
“Saya senang menangani pemain muda karena mereka belum memikirkan uang sebagai prioritas utama. Motivasi mereka adalah berusaha meningkatkan kemampuan agar menjadi pemain yang berkualitas. Saya ingin PBR nantinya memiliki karakter yang kuat,“ ujar Simon, yang suka menerapkan disiplin ketat dalam segala hal kepada pemainnya. (Budi Kresnadi/Aning Jati)
DATA DIRI
Nama Lengkap: Simon Alexander McMenemy
Lahir: Haywards Heath, Inggris, 6 Desember 1977
Istri: Sarah Elizabeth McMenemy
Karier Pelatih
2009–2010 Worthing (Asisten Manager)
2010 Timnas Filipina
2011 Dong Tam Long An Vietnam
2011 Dong Tam Long An (Direktur Teknik )
2011–2012 Mitra Kukar
2012-... Pelita Bandung Raya
Editor | : |
Komentar