Nama Iwan Setiawan belakangan menjadi target tembak sejumlah anggota The Jakmania. Ia dituding sebagai penyebab para pemain senior tidak kerasan bermain di Macan Kemayoran.
Gerakan yang menginginkan Iwan lengser dari posisi pelatih Persija marak digelar. Hastag #IwanOut bermunculan di jejaring sosial yang kemudian diikuti dengan bentangan spanduk bernada cibiran di dua laga kandang awal LSI 2013 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.
Bagaimana pelatih asal Banda Aceh ini menyikapinya? Berikut petikan wawancara Ario Yosia dari BOLA dengan Iwan pada Selasa (15/1).
Kritikan tajam dari suporter belakangan muncul. Mereka menginginkan Anda mundur sebagai pelatih. Komentar Anda?
Saya berterima kasih atas kritikan dari suporter. Saya tahu bagaimana kecintaan Jakmania kepada Persija. Saya bisa memahami keluh kesah mereka. Mereka ingin klub berprestasi.
Hanya jujur saja, saya merasa tidak yakin apa benar mayoritas anggota The Jakmania menginginkan saya mundur sebagai pelatih. Saya membaca gelagat ada sekelompok orang mengatasnamakan Jakmania yang digerakkan oleh orang yang memiliki masalah pribadi dengan saya untuk mencuatkan gerakan yang sifatnya amat personal.
Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena hubungan saya dengan pengurus pusat Jakmania dan korwil-korwil relatif baik. Mereka tetap memberi dukungan kepada saya dan tim secara keseluruhan.
Gerakan #IwanOut mencuat karena sikap Anda yang tidak bersahabat dengan para pemain senior yang melakukan aksi mogok. Benarkah seperti itu?
Saya tak pernah bilang saya anti terhadap pemain senior. Saya pribadi bisa memahami keputusan mereka buat mogok. Derita yang dirasakan tidak hanya pemain. Gaji saya musim lalu masih tertunggak. Saya hormati sikap mereka.
Kalau saya tidak membutuhkan mereka, saya tentu sudah merekrut pemain baru untuk menggantikan posisi mereka. Nyatanya hal itu tidak saya lakukan karena saya tahu kontribusi mereka buat tim. Saya berharap mereka kembali. Tanpa mereka, para pemain muda tidak punya figur pembangkit semangat.
Editor | : | Ario Yosia |
Komentar