Pernyataan yang menyebut pemain senior tidak penting di ruang ganti pemain bocor ke suporter dan memicu amarah mereka. Benarkah Anda mengucapkan hal itu?
Saya tidak habis pikir kenapa bisa percakapan di ruang ganti yang sifatnya rahasia bisa bocor. Hal ini kebablasan dan tidak etis.
Apalagi saya tidak pernah berucap pemain senior tidak penting. Yang terjadi adalah saya mencoba untuk membakar semangat pemain muda agar bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada pemain senior. Apa salah seorang pelatih membakar semangat pemainnya?
Memang kenyataannya tim dalam kondisi minimalis dan saya bergantung pada para pemain muda yang tersisa di tim. Pahami situasinya dulu.
Saya justru heran dengan oknum yang membocorkan hal itu. Dia itu mengerti sepak bola tidak? Suntikan motivasi kepada pemain yang dalam hitungan menit maju ke medan perang di ruang ganti adalah hal wajar.
Anda kabarnya terlibat perselisihan dengan Ferry Indrasyarief, sekretaris tim, yang memiliki kedekatan pribadi dengan pemain senior?
Ya, benar. Saya pernah menegur dia soal saling menghargai posisi dan jabatan masing-masing. Saya tidak mau area teknik yang menjadi wewenang saya dicampuri orang. Saya menilai Bung Ferry telah melampaui kewenangannya.
Aneh rasanya kalau pemain izin absen latihan lapornya ke sekretaris tim. Tidak bisa begitu caranya. Mungkin di era sebelum saya hal itu wajar, tetapi buat saya tidak seperti itu. Saya tidak memiliki masalah pribadi dengan Bung Ferry, hanya ingin menarik garis batasan yang jelas dalam pembagian tugas. Dia paham dan bisa menerimanya.
Kabarnya Anda juga berselisih dengan Hasyim Kipuw yang hengkang ke Arema?
Pelatih menegur pemain saya rasa wajar. Apalagi jika saya nilai ia melakukan hal tidak etis atau melanggar kebijakan yang diterapkan dalam tim. Akan tetapi, hanya sebatas itu saja.
Editor | : | Ario Yosia |
Komentar