Bagi Persib sendiri semua perasaan menjadi campur aduk begitu ditetapkan sebagai lawan Milan. Senang, bangga, dan sekaligus pula bingung. Tak heran bek Persib Yadi Mulyadi saat ditanya menjelang pertandingan hanya bisa berkata pendek dalam bahasa Sunda: “Kumaha engke lah” (bagaimana nanti sajalah).
Begitu pula gelandang Persib Yudi Guntara saat disodorkan pertanyaan yang sama. “Hahaha...gimana ya?. Kita kan tahu siapa itu Milan. Pokoknya main dulu yang baik lah,” katanya.
Sementara itu kiper Persib Aris Rinaldi lumayan percaya diri. “Saya ingin merasakan tembakan-tembakan kelas dunia,” kata Aris.
Aris akhirnya merasakan apa yang diinginkannya. Di depan mata puluhan ribu penonton, Persib ditembus delapan gol tanpa balas. “Bola Milan datang seperti angin,” kata Aris.
Pada saat pertandingan ini Milan menurunkan semua pemainnya, sedangkan pelatih Persib Indra Thohir menurunkan Aries Rinaldi, Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Mulyana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara, Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso.
Hanya 15 menit pertama Milan seolah memberi angin pada Persib. Setelah itu Savicevic unjuk gigi mencetak dua gol cepat pada menit ke-17 dan ke-18. Berselang delapan menit giliran Lentini mencetak gol dan pada babak pertama Baldieri melengkapi keunggulan 4-0.
Pada babak kedua Milan tetap serius meski mulai menurunkan pemain-pemain muda. Baldieri menambah dua gol pada menit ke-48 dan 58 untuk melengkapi hattrick. Lalu gol Antigori pada menit ke-68 dan Desideri menit ke-78 mengakhir pertandingan untuk kemenangan Milan 8-0 atas Persib.
Selama di Jakarta para pemain dan ofisial Milan menginap di Hotel Horison Ancol. Seusai pertandingan di Jakarta, Milan berlibur ke Bali serta melakukan pertandingan di Surabaya melawan Surabaya Selection.
Di Surabaya, Milan kembali menang dengan skor 4-1. Namun, satu hal yang masih selalu diingat oleh pemain Surabaya Selection Ibnu Grahan bahwa dirinya bisa merasakan mencetak gol kendati lewat titik penalti.
Pemain Persib dan Surabaya memang boleh merasa bangga dengan apa yang telah mereka alami. Tidak semua pemain bisa merasakannya. Sebuah kenangan yang akan diingat sepanjang hidup.
Editor | : | Dedi Rinaldi |
Komentar